Kopda Asyari Teriakkan 'Kami Bersama Habib Rizieq', Jelas Ada Persoalan di Pembinaan TNI

Kopda Asyari Teriakkan 'Kami Bersama Habib Rizieq', Jelas Ada Persoalan di Pembinaan TNI
Pengamat militer Muradi (tengah) bersama anggota Komisi I DPR Charles Honoris dan Laksda TNI Untung Suropati pada Seminar Nasional RUU Kamnas di Jakarta, 27 April 2016. Foto: arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer dari Universitas Padjadjaran Muradi menilai sektor pembinaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar.

Pernyataan Muradi itu sebagai respons atas video tentang Kopda Asyari Tri Yudha yang meneriakkan "kami bersama Imam Besar Habib Rizieq" yang kini viral.

"Pembinaan memang tidak bisa hari ini selesai. Kalau ingin, tegas saja, ini bukan fenomena baru, ini cukup lama dan terus terulang," kata Muradi saat dihubungi jpnn.com, Rabu (11/11).

Menurut Muradi, proses pembinaan itu perlu diawali dengan pemetaan hal yang boleh dilakukan ataupun yang terlarang bagi prajurit TNI aktif.

"Harus ada juga evaluasi terus-menerus. Harus ada pemetaan dahulu. Ketika pemetaan klir, berapa banyak hal menyimpang di dalam TNI agar tidak terulang," ujar dia.

Setelah pemetaan selesai, kata dia, TNI lantas membina para prajurit soal batas-batas yang tak boleh dilanggar.  Muradi menegaskan, prajurit yang melangar batasan itu harus dihukum.

Menurut Muradi, harus ada tindakan untuk menimbulkan efek jera. Dengan begitu  tidak muncul kesan di antara prajurit bahwa melewati batas sebagai hal biasa.

"Ini tidak ada efek jera. Saya tidak mengatakan ini ada pembiaran, cuma saya menganggap ini menjadi sesuatu yang biasa. Itu tidak boleh," bebernya.

Pengamat militer Muradi menyoroti sektor pembinaan TNI menyusul viral video Kopda Asyari Tri Yudha meneriakkan kalimat tentang Habib rizieq.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News