Korban 27 Juli Tinggalkan Megawati
Alihkan Dukungan ke SBY-Boediono
Rabu, 24 Juni 2009 – 14:26 WIB
"Padahal, Megawati pernah menjadi Presiden. Tetapi pengungkapan kasus ini tidak pernha tuntas," sambungnya.
Lebih dari itu, lanjut Agus, kegagalan Megawati memimpin PDIP yang mengakibatkan kekalahan dalam Pemilu 2009 dan selanjutnya memilih Prabowo sebagai cawapres telah menambah kekecewaan. "Prabowo Subianto jelas-jelas telibat kasus penculikan dan penghilangan aktifis. Ini menambah rasa kecewa yang dalam terhadap Megawati," imbuhnya.
Atas dasar itulah, kata Agus melanjutkan, pihaknya mengalihkan dukungan ke SBY-Boediono. "Kami pilih SBY-Boediono karena memiliki resistensi yang rendah terhadap kasus pelanggaran HAM dan memiliki komitmen penegakan hukum di Indonesia termasuk penuntasan kasus 27 Juli 1996," tandasnya.
Apakah tidka khawatir dituduh pengkhianat dengan keputusan memilih SBY-Boediono? Agus mengaku hanya elit PDIP saja yang menuding seperti itu. "Kami dikafirkan oleh elit-elitnya saja. Grassroot tetap tahu siapa dan pengorbanan kami untuk PDIP," tegasnya.
JAKARTA - Kader PDIP korban kerusuhan Sabtu Kelabu penyerbuan DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat yang tergabung dalam Gerakan Pemuda 27 Juli
BERITA TERKAIT
- Butuh Dukungan Sebegini Untuk Maju Pilkada Mojokerto
- Jazuli: Keputusan PKS Berada di Koalisi atau Oposisi Bukan Selera Personal
- Tim 7 Jokowi Rayakan Kemenangan Prabowo-Gibran dengan Membantu Masyarakat
- Di Hadapan Hakim Konstitusi, Gerindra Sebut KPU Menggelembungkan Suara NasDem di Jabar
- Anies Gelar Acara Pembubaran Tim Pemenangan, Ada Ketum Pendukung yang Tak Hadir, Siapa?
- Respons Sikap Kubu PKB, Hakim MK: Republik Kalau Orangnya Begini, Kacau Semua Nanti