Korban Lapindo Inginkan Keajaiban Lebaran

Korban Lapindo Inginkan Keajaiban Lebaran
Korban Lapindo Inginkan Keajaiban Lebaran
 

Kusno, warga Jatirejo, bahkan mengungkapkan bahwa Lebaran kali ini merupakan yang paling sulit. Sebab, dia tidak memegang cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari. "Saya bingung. Biaya hidup sehari-hari saja kewalahan. Lebaran ini saya sama sekali tidak bisa beli baju baru untuk anak," ucapnya dengan suara parau. Kusno kini masih mengontrak di kawasan Krembung.

 

Salat Id warga korban lumpur menampilkan Mohammad Mirdasy sebagai khatib. Dalam khotbahnya, tokoh muda Muhammadiyah Jatim itu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas nasib masyarakat sekitar yang jadi korban lumpur. Dia meyakini, semburan lumpur yang telah mengusir belasan ribu jiwa dari rumah mereka tersebut merupakan sebuah ujian dari Allah.

 

"Kita sebelumnya tidak pernah membayangkan bahwa hal seperti ini (luapan lumpur, Red) akan terjadi di sekitar kita," kata pengasuh Panti Asuhan Nurul Azhar itu. Dia mengajak jamaah senantiasa bersabar dan tabah menghadapi cobaan tersebut. Sebab, nikmat Allah akan tetap bersama orang-orang yang bersabar. "Kita juga tidak tahu hingga kapan kita terus bertahan di tempat ini," tutur pria yang juga warga Porong itu.

 

Mendengar khotbah tersebut, tidak sedikit jamaah, terutama perempuan, yang menitikkan air mata. Suasana sedih juga terasa ketika ratusan warga berziarah di tanggul-tanggul lumpur. Mereka duduk bersila sambil berdoa. Mereka juga korban lumpur yang hanya bisa "nyekar" di atas tanggul karena makam leluhur mereka sudah tenggelam oleh lumpur. (mar/c9/nw)

SIDOARJO - Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil menggema dari halaman Masjid Nurul Azhar, Siring Barat, Porong, selepas subuh kemarin (10/9). Begitu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News