Korut Ancam Tutup Akses ke Kaesong

Korut Ancam Tutup Akses ke Kaesong
PATROLI - Seorang petugas penjaga perbatasan Korut (dengan Korsel) sedang berpatroli. Foto: Jacky Chen/Reuters.
Senada dengan para pengamat politik Korea yang lain, Jang pun yakin Korut dan Korsel tidak akan benar-benar berperang. Dua negara Asia Timur yang bertetangga itu, diramalkan hanya akan saling menebar psy-war. Sejak menyepakati gencatan senjata pasca Perang Korea (1950-1953), secara teknis, Korsel dan Korut masih terus berperang. Apalagi, Korut tidak pernah mengakui garis demarkasi yang ditetapkan PBB menjadi menjadi batas wilayah dua Korea.

Kemarin, militer Korut kembali melontarkan ancamannya soal aksi militer. "Pasukan Korsel yang mirip boneka perang sebaiknya lebih hati-hati dalam bertindak. Camkan dalam benak kalian bahwa KPA (Tentara Rakyat Korea atau Inmun Gun) tidak sekadar omong kosong," papar seorang petinggi militer Korut yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir kantor berita KCNA.

Meski penutupan akses ke Kaesong masih ditunda, kemarin Korut memutuskan seluruh saluran komunikasi dengan Korsel. "Korut juga mengusir delapan pejabat pemerintah Korsel yang bertugas di kawasan industri Kaesong," terang Kementerian Unifikasi Korsel dalam pernyataan tertulis, seperti dilansir Associated Press. Sayangnya, Korsel tidak merilis nama delapan pejabat yang diusir itu.

"Korut harus minta maaf atas apa yang telah diperbuat atas (kapal) Cheonan dan memberikan hukuman setimpal kepada mereka yang bertanggung jawab atas insiden tersebut," tandas Jubir Kementerian Unifikasi Korsel, Chun Hae-Sung. Sayangnya, lanjut dia, Korut malah menanggapi tuntutan maaf Korsel itu dengan ancaman-ancaman.

SEOUL - Ketegangan dua Korea kian memuncak. Rabu (26/5) kemarin waktu setempat, Korea Utara (Korut) mengancam segera menutup akses jalan ke kawasan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News