Korut Mengaku Bebas Covid-19, Kenapa Dunia Harus Menyumbang 60 Juta Dosis Vaksin?

Korut Mengaku Bebas Covid-19, Kenapa Dunia Harus Menyumbang 60 Juta Dosis Vaksin?
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un disambut masyarakat saat menghadiri peringatan ke-73 lahirnya negara Korea Utara, di Pyongyang, Korut, Kamis (9/9). Foto: /KCNA via Reuters/antara/hp.

jpnn.com - Masyarakat internasional harus membangun strategi untuk memasok sedikitnya 60 juta dosis vaksin COVID-19 kepada Korea Utara guna mencegah krisis kemanusiaan.

Hal itu disampaikan penyelidik khusus PBB untuk urusan hak asasi manusia di Korut, Tomas Ojea Quintana, dalam pengarahan pers di Seoul, Korea Selatan, Rabu.

Pasokan vaksin dapat menjadi cara untuk membujuk negara itu melonggarkan lockdown yang telah menyebabkan sekitar 26 juta penduduknya terancam kelaparan, kata Quintana.

"Penting bagi populasi Korut untuk mulai divaksinasi… sehingga pemerintahnya tak punya alasan untuk tetap menutup perbatasan," kata dia.

Korut sejauh ini belum diketahui pernah mengimpor vaksin COVID apapun, dan program berbagi vaksin global COVAX telah mengurangi jumlah dosis yang dialokasi bagi negara itu.

Tahun lalu Korut menolak pengiriman vaksin COVID AstraZeneca dari COVAX karena khawatir dengan efek sampingnya, kata sebuah wadah pemikir Korsel.

Pyongyang juga menolak tawaran 3 juta dosis vaksin COVID buatan Sinovac Biotech, China, kata UNICEF tahun lalu.

Pihak berwenang di Pyongyang tampaknya juga khawatir jika menerima sebagian vaksin, mereka akan ditekan untuk menerima lebih banyak, kata Quintana.

Masyarakat internasional harus membangun strategi untuk memasok sedikitnya 60 juta dosis vaksin COVID-19 kepada Korea Utara guna mencegah krisis kemanusiaan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News