KPK Sinyalir Bakal Jerat Ketua DPRD Bekasi di Kasus Rahmat Effendi

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang menjerat Ketua DPRD Bekasi Chairoman J Putro di kasus dugaan rasuah, yang melibatkan Wali Kota nonaktif Bekasi Rahmat Effendi.
Hal itu menyusul adanya fakta Chairoman menerima uang Rp 200 juta dari Rahmat.
KPK berpeluang menjerat Chairoman jika ditemukan bukti bahwa penerimaan uang sebagai bentuk suap terkait dengan kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di Pemerintah Kota Bekasi.
Meski Chairoman sudah memulangkan uang tersebut, tidak ada jaminan politikus PKS itu lolos dari jeratan pidana.
"Kalau di dalam pengembalian (uang Rp 200 juta) tersebut ada kaitannya dengan perkara yang sedang dilakukan proses penyidikan tentu tidak menghapus pidananya," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu (9/2).
Meski begitu, KPK akan menghapus unsur pidana jika uang Rp 200 juta, yang diterima Chairoman itu sebagai bentuk gratifikasi.
"Tentu kalau kemudian gratifikasi itu dilaporkan sesuai dengan ketentuan Pasal 12 huruf C dan kemudian menghapus pidananya," kata Fikri.
Fikri memastikan pihaknya akan menganalisis maksud dari pemberian uang tersebut. KPK berjanji akan menyampaikan perkembangannya lebih lanjut.
KPK terus menganalisis uang yang diterima Ketua DPRD Bekasi Chairoman J Putro dari Wali Kota nonaktif Bekasi Rahmat Effendi. KPK akan menjerat Chairoman apabila ditemukan bukti berkaitan dengan kasus Rahmat.
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- Polda Riau akan Tetapkan Tersangka Kasus SPPD Fiktif yang Rugikan Negara Ratusan Miliar
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- KPK Periksa 2 Anggota DPR Terkait Dugaan Tipikor Dana CSR Bank Indonesia