KRI Surabaya dan KRI Ajak Dikerahkan Jemput 4 WNI

KRI Surabaya dan KRI Ajak Dikerahkan Jemput 4 WNI
Empat WNI mantan sandera, berdiri di belakang Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Empat WNI anak buah kapal (ABK) TB Henry akhirnya bebas dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina, tepatnya di tengah-tengah Pulau Data Indonesia dan Pulau Zulu, Filipina.

Panglima Kostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi mengatakan, ada dua kapal perang Republik Indonesia, yakni KRI Surabaya dan KRI Ajak yang menjemput empat ABK tersebut.

"Saya berputar-putar mendapat informasi dari Panglima TNI (bahwa para sandera ada) di depan Pulau Data. Di sana juga terjadi komunikasi antara militer angkatan lautnya Filipina dengan kami," kata dia di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (13/5).

Dia mengaku, tidak ada operasi militer saat membebaskan empat ABK yang sebelumnya disandera kelompok militan Abu Sayyaf itu. Pihaknya hanya menjemput mereka dari kapal milik militer laut Filipina, Kamis (12/5) siang.

"Sehingga ada koordinasi titik temu. Setelah ada titik temu dan kami ambil mereka," imbuhnya.

Mengenai alasan kelompok Abu Sayyaf membebaskan para sandera, ia tidak bersedia menjawab. Padahal kepolisian Filipina menyebutkan pembebasan terjadi setelah pihak Indonesia membayar tebusan.

"Saya hanya pelaksana. Tapi saat saya menjemput, tidak ada pakai tebusan-tebusan. Sata tidak tahu. Tugas saya selamatkan warga Indonesia berdasarkan perintah Panglima TNI. Saya hanya lakukan itu," tandasnya. (mg4/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News