Kriminolog Ini Sebut Ferdy Sambo-Putri Aktor Intelektual Pembunuhan Brigadir J

Kriminolog Ini Sebut Ferdy Sambo-Putri Aktor Intelektual Pembunuhan Brigadir J
Putri Candrawathi saat mencium tangan suaminya, Ferdy Sambo, sebelum mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (29/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kemudian, mengapa Richard bersedia melakukan karena dalam institusi hubungan kerja itu dia paling bawah, Bhayangkara dua pangkat paling rendah sementara yang memerintahkan amat sangat tinggi," tutur Mustofa.

Mustofa juga mengatakan di antara ajudan pun bisa jadi Bharada Richard Eliezer paling junior, sehingga kecil kemungkinan menolak perintah Ferdy Sambo.

"Barangkali di antara ajudan maupun pembantu rumah tangga di sana, dia (Richard, red) paling junior, sehingga kemungkinan melakukan penolakan menjadi lebih kecil apalagi dia masih baru menjadi anggota polisi, takut kehilangan pekerjaan," kata Mustofa.

Mustofa mengatakan dalam perencanaan ada aktor intelektual yang paling berperan dalam mengatur pembunuhan.

"Dia akan melakukan pembagian kerja, membuat skenario apa yang harus dilakukan oleh siapa mulai dari eksekusi sampai tindak lanjut setelah itu agar peristiwa tidak terlihat, terindetifikasi sebagai suatu pembunuhan berencana. Itu perencanaan tadi kelihatan sekali di dalam kronologi," kata Mustofa.

Mustofa juga menyebut Putri Candrawathi bisa jadi berperan sebagai aktor intelektual dalam peristiwa pembunuhan berencana itu.

Pasalnya, kedudukan Putri Candrawathi juga majikan dari para terdakwa yang lain.

"Sementara yang lain-lain diikutsertakan itu bawahan, sehingga kemungkinan untuk menolak menjadi lebih  kecil apalagi barangkali kerja lama hubungan emosional sudah lebih terbangun, sehingga lebih mendorong untuk melakukan," tutur Mustofa.

Ahli kriminologi Muhamad Mustofa menyebut insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News