Kristen-Muhammadiyah, Kristen-NU, dan Kristen-Islam

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Kristen-Muhammadiyah, Kristen-NU, dan Kristen-Islam
Logo Muhammadiyah. Foto/ilustrasi: muhammadiyah.or.id

Interaksi itu berdasarkan pada sikap saling menghargai tanpa ada muatan dakwah terselubung, misalnya mengajak mereka masuk Islam, atau memasukkan kurikulum pendidikan Islam bagi siswa Kristen. Para siswa Kristen itu tidak pernah menghilangkan identitas iman mereka dan tetap menjadi penganut Kristen taat meskipun bersekolah di Muhammadiyah.

Melalui Krismuha, Muhammadiyah ingin membangun generasi Indonesia yang lebih toleran, inklusif, dan terbiasa hidup bersama dalam perbedaan. Bagi Abdul Mu’ti, istilah Krismuha merupakan varian sosiologis yang menggambarkan pluralitas sosial Indonesia, di mana umat Kristen atau Katolik bisa hidup damai dengan Muhammadiyah.

Sebutan Krsimuha lebih bernuansa guyon khas Ali Mu’ti ketimbang nuansa teologis yang serius. Di internal Muhammadiyah sendiri muncul varian-varian pemikiran yang beragam, termasuk munculnya pemikiran konservatif dan pemikiran liberal.

Pemikir-pemikir liberal di Muhammadiyah berada di sekitar almarhum Ahmad Syafi’i Ma’arif dan Dawam Rahardjo. Kedua tokoh itu  dikenal dengan pemikiran-pemikiran yang progresif dan liberal.

Dawam mengritik stagnasi pemikiran Islam yang menyebabkan ketertinggalan peradaban Islam dari peradaban Barat.  Dalam buku 'Kritik Nalar Islamisme dan Kebangkitan Islam’ (2012), Dawam mengritik pemikiran Islam yang tidak berkembang karena gagal mengadopsi ide-ide pembaruan yang bersumber pada pemikiran Barat.

Dawam mengusulkan agar pemikir Islam meninggalkan ortodoksi yang kolot dan mengadopsi pemikiran Barat kalau ingin mengejar ketertinggalan negara-negara Islam dari negara Barat.

Syafi’i Ma’arif (1935-2022) juga menjadi poros utama pemikiran liberal Islam di kalangan anak-anak muda Muhammadiyah yang progresif. Saat Syafi’i Ma’arif menjadi ketua umum PP Muhammadiyah 1998-2005, kebebasan berpikir, berpendapat, serta kritik dari warga Muhammadiyah, khususnya anak-anak muda, diberi ruang seluas-luasnya.

Maka, muncul gerakan anak muda yang melakukan kajian-kajian intensif yang melakukan kritik terhadap pemikiran Muhammadiyah yang dianggap jumud. Salah satunya ialah Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM).

Istilah Krismuha -dari akronim Kristen dan Muhammadiyah- sebenarnya sudah cukup lama beredar. Krismuha bukanlah varian teologis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News