Kronologis Ambruknya Crane, Keluarga Korban Menantang Polisi Berkelahi

Kronologis Ambruknya Crane, Keluarga Korban Menantang Polisi Berkelahi
Insiden ambruknya dua mobil crane di samping Flyover Jakabaring dan samping masjid Al Fathul Akbar, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan SU I Palembang, kemarin (1/8). FOTO: EVAN ZUMARLI/SUMATERA EKSPRES/JPNN.com

Amir (60) keluarga Syaiful yang tinggal di seberang rumah korban mengaku kalau sekitar pukul 02.30 WIB mendapatkan kabar dari tetangga korban.

Dia yang saat itu sedabng tidur pun mendadak terbangun karena mendengar suara dentuman yang sangat kuat.

“Saya yang menelepon Pak Syaiful yang saat ini sedang berada di Surabaya, saya kasih tahu kalau rumahnya ambruk,” lanjutnya.

Sementara itu, diduga sebagai seorang provokator, Andre, seorang pemuda dari keluarga korban tertimpa crane, terpaksa diamankan oleh pihak kepolisian sore kemarin saat proses evakuasi dilakukan.

Pria tersebut diamankan karena diduga menjadi provokator saat terjadi mediasi antara korban dengan pihak Waskita.

Tak terima karena rumah keluarga rusak berat akibat tertimpa crane, Andre terus berteriak bahkan menantang anggota Sabhara Polresta Palembang untuk berkelahi. Dengan nada emosi dia secara terus menerus memaki-maki anggota Sabhara.

Pengamanan pria ini pun sempat terjadi ketegangan, lantaran ia terus memberontak, diikuti keluarga lainnya yang terus membentak. Setelah diberikan penjelasan barulah dirinya bersedia ikut dibawa ke Satreskrim Polresta Palembang.

Kabag Ops Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede membenarkan terkait adanya seorang anggota keluarga korban yang diamankan. “Tadi memang pada saat dilakukan upaya evakuasi kita amankan pihak keluarga supaya TKP stabil,” jelasnya.

Insiden dua crane ambruk yang terjadi Palembang, Sumsel, kemarin (1/8) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari, memicu kehebohan warga sekitar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News