Kronologis Ambruknya Crane, Keluarga Korban Menantang Polisi Berkelahi

Kronologis Ambruknya Crane, Keluarga Korban Menantang Polisi Berkelahi
Insiden ambruknya dua mobil crane di samping Flyover Jakabaring dan samping masjid Al Fathul Akbar, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan SU I Palembang, kemarin (1/8). FOTO: EVAN ZUMARLI/SUMATERA EKSPRES/JPNN.com

Sementara itu Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono HB menjelaskan kronologis kejadian.

Awal kejadian, sekitar pukul 02.30 WIB dua operator (driver) Suhandri dan Bachtiar masing-masing membawa kendaraan crane crauler yang sedang mengangkat gerder (steel bok) tempat rel LRT ingin memasang steel bok dari bawah ke atas.

Ketika steel bok sudah di atas, crane kendaraan dengan berat 70 ton yang di bawa Andri, landasan aspalnya hancur dan amblas sehingga menyebabkan aspal disekitar crane (70 ton) ikut retak.

Maka yang terjadi crane terjungkal ke depan dan diikuti boom crane (80 ton) yang dibawa oleh Bachtiar ikut terjatuh.

Kemudian steel bok tersebut terjatuh di atas 2 rumah warga, mengakibatkan rusak dua rumah warga milik keluarga H Syaiful.

Andi dan Bachtiar langsung membantu warga mengevakuasi korban yang ada alam rumah H Syaiful.

Sementara itu Kepala Lapangan PT Waskita, Bambang menegaskan pihaknya siap memberikan ganti rugi. "Kami siap ganti rugi, tapi untuk hitungan jumlah rupiahnya belum tahu," imbuhnya

Terkait kesalahan yang dilakukan pihaknya, masih dalam penelitian. "Saya juga belum bisa mengatakan apa-apa," kilahnya. (chy)


Insiden dua crane ambruk yang terjadi Palembang, Sumsel, kemarin (1/8) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari, memicu kehebohan warga sekitar.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News