Kubis Indonesia Semakin Mendunia

Kubis Indonesia Semakin Mendunia
Kubis Indonesia. Foto: Humas Kementan

"Kubis Indonesia mampu menembus pasar luar negeri seperti Jepang, Malaysia, Taiwan, Singapura hingga Uni Emirat Arab,” ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Prihasto Setyanto, Selasa (27/11).

Produksi kubis rata-rata per tahun selama lima tahun terakhir mencapai 1.463.126 ton. Pada 2017 lalu produksi mencapai 1.442.624 ton setahun dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar di dunia.

"Kelebihan kubis Indonesia, selain harganya relatif murah, juga mampu dipasok secara kontinu dari sentra-sentra utama seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah penghasil kubis lainnya,” imbuh Prihasto.

Kementerian Pertanian akan fokus pada perbaikan kualitas kubis Indonesia melalui gerakan budidaya ramah lingkungan. 

Prihasto menjelaskan, selama ini masyarakat dalam maupun luar negeri masih banyak yang khawatir mengonsumsi kubis asal Indonesia karena isu residu pestisida.

“Kami terus imbau petani mempraktikkan cara budidaya yang lebih ramah lingkungan dengan menekan penggunaan pestisida. Selain isu pestisida, kami akan dorong perbaikan sistem penanaman kubis di lahan berlereng agar memperhatikan prinsip konservasi,” terang pria yang akrab dipanggil Anton tersebut.

Ketua Gapoktan Hataki Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Nandang  mengaku senang menanam kubis karena mudah dan hasilnya pun lumayan.

"Biaya produksi per tanaman hanya sekitar Rp 2.000 per kubis. Hasilnya bisa 3-5 kilo per tanaman. Kalau harga per kilonya Rp 3.000 - Rp 4.000, hasilnya sudah sangat lumayan,” kata Nandang.

Indonesia memiliki beragam komoditas hortikultura. Dari ratusan jenis komoditas tersebut, hanya puluhan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satunya kubis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News