Kue Haji Hatim, Harumnya sampai Jakarta

Kue Haji Hatim, Harumnya sampai Jakarta
Kue Haji Hatim, Harumnya sampai Jakarta
HAJI Hatim mungkin nama paling dicari saat bulan puasa (Ramadan) tiba. Bukan sosok fisiknya yang diburu, melainkan kue-kue tradisional yang dijualnya. Jika orang-orang ditanya, kenal orangnya atau kuenya, mungkin kebanyakan menjawab, kuenya. Tidak salah, karena memang Haji Hatim telah tiada. Akan tetapi, tidak dengan usaha yang didirikannya sejak 1970-an tersebut.

Jika kita berjalan ke Samarinda Seberang, tepatnya Jalan Daeng Mangkona, nama Haji Hatim tampaknya sudah terpatri di benak warga sekitar. Menanyakan tempat tinggalnya, tidaklah susah. Coba saja, dengan sekejap orang-orang langsung menunjuk ke kediaman Haji Hatim.

Ketika media ini berkunjung ke sana, sesosok perempuan paruh baya meyambut hangat sembari mempersilakan masuk. Ya, perempuan itu adalah Maskota Muradiah sang “koki” usaha Haji Hatim.

Dari tangannya, varian kue tradisional tercipta. Lalu, Haji Hatim itu siapa? “Haji Hatim itu mertua saya. Ibu dari Muhammad Nb atau biasa orang di sini memanggil Nanang, suami saya,” jelas Maskota.

HAJI Hatim mungkin nama paling dicari saat bulan puasa (Ramadan) tiba. Bukan sosok fisiknya yang diburu, melainkan kue-kue tradisional yang dijualnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News