Kumpulan Pengabdi
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - SISTEM pemilu di Muhammadiyah makin teruji –baiknya. Kemarin sore Muktamar ke-48 Muhammadiyah itu pun bisa berakhir seperti biasanya: sangat damai..
Tidak ada kubu-kubuan. Tidak ada tim sukses. Tidak ada kampanye terselubung.
Dan yang jelas: tidak ada serangan fajar. Politik uang sama sekali tak tercium.
Yang terpilih menjadi ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun Anda sudah tahu: Prof Dr Haedar Nashir. Sosok lama yang terpilih kembali. Untuk periode kedua.
Saya merenungkannya: mungkinkah sistem pemilu di Muhammadiyah ini diadopsi untuk pilpres tingkat negara Indonesia.
Kita tahu pemilu dan pilpres itu terlalu berdarah-darah. Terlalu mahal. Terlalu memecah belah masyarakat.
Kita memang bangga pada sistem demokrasi Amerika, tetapi kita tidak siap menirunya apa adanya.
Saya dikirimi foto dari Solo, tempat Muktamar Muhammadiyah itu berlangsung. Sidang plenonya dilakukan di auditorium Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tidak ada keuntungan finansial apa pun menjabat ketua umum Muhammadiyah. Juga tidak mendapat fasilitas. Termasuk tak bisa 'menjual' Muhammadiyah dalam pemilu.
- Nilai 95
- LSI: 71,2 Persen Publik Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024
- Menyusul Megawati, F-PDR Bakal Mengajukan Jadi Amicus Curiae ke MK
- Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Presiden Korsel Atas Kemenangan di Pilpres
- Jadi Amicus Curiae Sengketa Pilpres, Arief Poyuono Bakal Sampaikan Ini ke MK
- 5 Berita Terpopuler: ASN yang Pindah ke IKN Bakal dapat 1 Apartemen, 92 Ribu NIK Warga Jakarta Bakal Nonaktif