Kumpulan Pengabdi
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Sidang Tanwir ini berlangsung Jumat lalu, dua hari sebelum muktamar. Majelis Tanwir inilah yang mengerucutkan 90 nama itu menjadi 39 calon.
Caranya sangat demokratis. Masing-masing anggota majelis memilih nama. Terpilihlah 39 nama dengan suara terbanyak.
Dengan demikian, sejak sidang majelis tanwir itu, aktivis Muhammadiyah sudah tahu siapa saja 39 nama calon pimpinan pusat Muhammadiyah mendatang. Nama 39 orang itulah yang kemarin dibawa ke Muktamar Solo.
Peserta Muktamar tidak memilih ketua umum, tetapi memilih 13 nama yang akan menjadi pengurus pusat Muhammadiyah. Terserah pada 13 orang itu: siapa yang salah satunya akan menjadi ketua umum. Yang 12 orang mendampingi sebagai pengurus pusat lainnya.
Kenapa 13 nama? Bukan 17 atau 9 atau 5 atau 45?
Saya pernah membaca keterangan Prof Dr Din Syamsuddin, orang Sumbawa yang pernah jadi ketua umum pengurus pusat Muhammadiyah. Katanya: tidak ada alasan khusus.
Menetapkan jumlah itu bisa menimbulkan perdebatan panjang, apalagi kalau harus dikait-kaitkan dengan kekeramatan sebuah angka. Justru misi Muhammadiyah harus melakukan dekramatisasi angka.
Maka dipilihlah angka 13. Sekalian jadi lambang dekramatisasi angka 13 yang dianggap sebagai angka sial.