Kumpulkan Warga, Harus Cari Satu Per Satu ke Hutan

Kumpulkan Warga, Harus Cari Satu Per Satu ke Hutan
TURUN GUNUNG. Warga kampung Jobijoker yang ditemui Koran ini di tempat pengungsiannya yang terletak di kampung Bikar butuh tambahan gizi dimana perkampungannya sulit terjangkau butuh perhatian pemerintah. FOTO: andre siregar/radarsorong
Lukas menceritakan, warga Kampung Jokbijoker diperkirakan 50 KK (kepala keluarga). Dia tidak bisa memastikannya karena rumah yang berdiri berdekatan hanya sekitar 20 rumah. Selebihnya tinggal berjauhan hingga ratusan meter. Bahkan, ada warga yang memilih hidup terpencil, menyendiri dengan keluarga di dalam hutan.

Dalam satu KK, lanjut Lukas, ada yang memiliki anak hingga 10 orang. Dalam satu kampung itu, hanya Lukas yang bisa berbahsa Indonesia. Itu pun terpatah-patah. Maklum, mereka sama sekali tidak tersentuh pendidikan.

Jangankan bahasa Indonesia, status sebagai rakyat pun banyak yang tidak tahu. Menurut Lukas, di antara warga bahkan ada yang sempat bertanya, apakah kampung mereka sudah tercatat di pemerintahan atau belum. "Saya jawab sudah di-SK-kan. Tapi, mereka balik tanya, kalau sudah, kenapa tidak dapat bantuan pelayanan kesehatan," ujar Lukas menirukan jawaban warga.

Menjawab pertanyaan itu, Lukas sempat menyampaikan penawaran. Dia mengajak warga pindah ke kawasan yang dekat dengan Sausapor. "Tapi, mereka tidak mau," tuturnya.

Warga tiga kampung di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, yang terserang busung lapar dan wabah penyakit sempat mengungsi ke Kampung Bikar. Saat ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News