Lagi, Gagal Stop Kebocoran PLTN
Senin, 04 April 2011 – 06:46 WIB
Level radioaktif yang sangat tinggi di PLTN membuat upaya pencarian dua pekerja tersebut terlalu berisiko dan berbahaya. Jenazah mereka baru ditemukan pada Rabu lalu (30/3) dan harus menjalani proses dekontaminasi. Sejauh ini pihak yang berwenang belum mengumumkan identitas mereka sambil menunggu konfirmasi dari pihak keluarga.
Krisis nuklir Jepang telah menambah penderitaan warga di timur laut negara tersebut setelah tertimpa gempa dan tsunami. Puluhan ribu orang kehilangan rumah dan harus tinggal di pengungsian. Sekitar 200 ribu keluarga tak dapat suplai air dan 170 ribu keluarga tidak menikmati listrik. Beruntung, aliran air mulai pulih lagi di kota pelabuhan Kesennuma pada Sabtu lalu (2/4).
Sementara itu, tim negosiator Uni Eropa menyatakan bahwa krisis nuklir Jepang akan membawa dampak buruk terhadap upaya dunia dalam mengatasi perubahan iklim. "Nuklir adalah salah satu dari beberapa pilihan energi yang sangat rendah emisinya. Jika Anda melihat negara-negara yang berencana menggunakan energi campuran di masa depan, nuklir memegang peran penting," ujar Artur Runge-Metzger, negosiator Uni Eropa dalam jumpa pers di sela pertemuan di Bangkok. Yang menjadi hambatan adalah munculnya berbagai penolakan warga di sejumlah negara yang tidak ingin pemerintah mereka membangun PLTN. (AP/AFP/cak/dwi)
TOKYO - Upaya mengontrol kebocoran radioaktif dari PLTN Fukushima Dai-ichi, sekitar 250 km sebelah timur laut Tokyo, diperkirakan akan memakan waktu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Atase Pertahanan RI di Warsaw Menggelar Athan Cup 2024
- PM Singapura Akui Jasa Besar Presiden Jokowi Bagi Kawasan
- Israel Bebas Membantai di Gaza, Negara-Negara Arab Pertanyakan Fungsi PBB
- Jepang Lanjutkan Pembuangan Limbah Nuklir ke Laut, Kekhawatiran Global Muncul
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon