Lagi, Jenderal Syria Pilih Ikut Revolusi

Ke Turki, Kepala Polisi Militer Gabung Oposisi

Lagi, Jenderal Syria Pilih Ikut Revolusi
Lagi, Jenderal Syria Pilih Ikut Revolusi
Mengenakan seragam militer dengan emblem perwira di bahunya, al-Shallal berbicara di balik meja dalam ruang di lokasi yang tik dijelaskan. "Tentara telah menghancurkan kota dan desa, serta telah membantai masyarakat sipil yang turun ke jalan untuk menuntut kebebasan," ungkapnya. "Hidup Syria merdeka," serunya.

Menurut Louai Miqdada, jubir Free Syrian Army atau FSA (oposisi bersenjata Syria), Al-Shallal sebetulnya telah merencanakan pembelotan ke Turki selama beberapa pekan dengan bantuan oposisi. Tetapi, pembelotannya sempat menemui kesulitan karena pengawasan ketat dari rezim Assad. Bahkan, ada beberapa perwira militer lain yang juga ingin membelot, tetapi situasinya tidak memungkinkan.

"Selama tiga jam terakhir, al-Shallal menuju perbatasan dengan menumpang skuter. Situasinya sulit. Tidak  mudah mengoordinasikan pembelotan para perwira militer Syria. Tetapi, FSA bekerja keras untuk menjamin keselamatan mereka dan perjalanan keluarga mereka," paparnya dari Turki.

Al-Shallal menjadi salah seorang pejabat tertinggi Syria yang gabung dengan oposisi Syria. Kabar soal pembelotan itu muncul setelah terjadi pembantaian di Halfaya, Provinsi Hama, Minggu lalu. Ketika itu, rudal yang ditembakkan jet tempur Syria menghajar antrean panjang warga sipil yang membeli roti. Para aktivis menyebut bahwa pembantaian di Halfaya tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.

DAMASKUS - Di tengah kecaman terkait pembantaian Halfaya dan Talbiseh pada Minggu (23/12) dan Senin lalu (24/12), pemerintahan Presiden Bashar al-Assad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News