Lahan Pertanian di Jawa Susut Drastis
Kamis, 17 Februari 2011 – 19:01 WIB
‘’Hitungannya sekitar 600 ribu hektar lahan pertanian sudah tidak ada lagi dan bisa saja lebih. Padahal lahannya sangat bagus. Audit lahan ini cukup akurat, perbandingannya 1:5.000 sementara data BPN hanya 1:25 ribu. Kalau ini benar, maka konversi harus dihentikan segera,’’ tegas Suswono.
Banyak penyebab terjadinya konversi, kata Suswono, diantaranya karena faktor pewarisan lahan. Misalnya dari yang semula 10 hektar, ketika diwariskan pada anak atau cucu, bisa berkurang atau bahkan diganti menjadi perumahan. Atau kalaupun berkurang, dinilai tidak lagi efesien untuk dijadikan lahan pertanian.
‘’Kalau sampai di cucu hanya tinggal 2.000 meter, maka dinilai tidak efesien lagi makanya banyak yang dijual. Mereka memilih jadi buruh tani justru di lahan mereka sendiri. Selain itu bisa juga untuk lahan, perumahan, pusat ekonomi dan lainnya,’’ kata Suswono.
Karena itulah katanya, Kementan akan kembali melakukan inventarisasi lahan dan berharap bisa mengajak pemerintah daerah untuk peduli pentingnya memperluas lahan pertanian. Terutama untuk menuju swasembada beras dan mengamankan stok pangan ditengah ketidakpastian iklim saat ini.
JAKARTA -- Untuk meningkatkan hasil pertanian dibutuhkan perluasan lahan setiap tahunnya. Namun fakta justru menunjukkan sebaliknya. Selama kurun
BERITA TERKAIT
- Penyesuaian Tarif Parkir di Denpasar Resmi Diberlakukan Per 1 Mei 2024, Ini Perinciannya
- Bocah yang Hanyut Saat Berenang di Sungai Borang Ditemukan Meninggal Dunia
- Asyik Berenang di Sungai Borang Palembang, Bocah Tenggelam
- Polisi Tangkap 2 Pelaku Judi Slot Online di Nagan Raya
- Kapolres Siak Manfaatkan Teknologi Drone untuk Mengawasi Pengamanan Unjuk Rasa Hari Buruh
- BPBD Sulbar: Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Mamuju Tengah