Lahirnya Seorang Diktator

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Lahirnya Seorang Diktator
Kanselir Jerman Adolf Hitler. Foto: Jupiterimages/Britannica

Ia bertahun-tahun tinggal di Papua Nugini dan mengenal dengan baik budaya lokal. Pengalamannya itu ia tuangkan ke dalam buku ‘Guns, Germs, and Steels’ yang mendedahkan bagaimana pola makan modern telah membuat banyak orang-orang Papua menjadi gemuk.

Pada kunjungan pertama, Diamond melihat orang-orang yang langsing di bandara. Namun, pada kunjungan berikutnya kira-kira 10 tahun berselang, Diamon melihat sudah banyak orang-orang bertubuh gendut.

Masuknya sebuah perusahaan multinasional di wilayah itu memunculkan pola makan ala barat yang dianggap modern, tetapi penuh penyakit, seperti konsumsi terhadap gula dan garam.

Pada suatu kunjungan Diamond menginap di sebuah hotel yang dinding lobinya dihiasi lukisan kisah sejarah peristiwa 35 tahun sebelumnya, yaitu pemberontakan Komunis 1965.

Mural pada dinding itu menggambarkan kisah pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), tetapi tidak menggambarkan apa yang terjadi setelahnya.

Demikian pula, lukisan itu tidak cukup menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya sampai terjadi pemberontakan.

Lukisan itu tidak menyebutkan apa yang terjadi setelahnya, yakni tragedi hilangnya nyawa setengah juta orang Indonesia karena dorongan Angkatan Bersenjata.

Diamond membahas khusus krisis politik Indonesia pada masa-masa terakhir kekuasaan Soekarno sebelum pemberontakan komunis yang membuat Proklamator RI itu jatuh.

Menipisnya budaya toleransi dan kompromi politik bisa melahirkan penguasa otoriter, bahkan seorang diktator. Indonesia pun menghadapi kemungkinan yang sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News