Laksamana Yudo: Sanggup Kalian Menjadi Prajurit Marinir?

Laksamana Yudo: Sanggup Kalian Menjadi Prajurit Marinir?
KSAL Laksamana Yudo Margono memberikan motivasi kepada para siswa calon prajurit petarung Marinir TNI AL yang sedang menjalani tahap Lintas Medan (Limed) Latihan Praktik Pendidikan Komando (Lattek Dikko) saat melintas di lautan pasir, Gunung Bromo, Probolinggo, Rabu (13/10). Foto: Dispenal

jpnn.com, BROMO - Bergabung menjadi prajurit Marinir TNI AL merupakan suatu kebanggaan sehingga setiap individu harus mampu menunjukkan kebanggaanya dengan menjaga kehormatan dan kemampuan tempur prajurit Marinir.

“Sanggup kalian menjadi Marinir? Sanggup kalian menjadi Marinir?” demikian pertanyaan yang dilontarkan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono saat memberikan motivasi kepada para siswa calon prajurit petarung Marinir TNI AL yang sedang menjalani tahap Lintas Medan (Limed) Latihan Praktik Pendidikan Komando (Lattek Dikko) saat melintas di lautan pasir, Gunung Bromo, Probolinggo, Rabu (13/10).

Kebanggaan tersebut menurut Yudo, harus ditanamkan dalam diri setiap calon prajurit Marinir, karena memiliki kemampuan tempur yang tidak dimiliki prajurit lain.

Bangga sebagai prajurit-prajurit yang tangguh, yang profesional dan harus kuat menghadapi segala medan di hutan, di gunung dan di laut dengan segala risikonya menjadi prajurit marinir.

“Banggalah kalian menjadi prajurit yang bisa di darat, di laut, di udara yang tidak dimiliki prajurit-prajurit lain, ya sehingga kalian harus bangga menjadi prajurit-prajurit Marinir,” kata KSAL memberi semangat.

Kemudian Yudo juga berpesan bahwa beratnya mengikuti Dikko Marinir harus diambil hikmahnya.

“Ambil hikmahnya bahwa nanti kalian juga akan mengalami seperti ini ketika nanti dinas, kalian akan melaksanakan operasional di lapangan setelah lulus nanti, di medan-medan seperti ini, sehingga sudah dilatihkan dari awal, medan baik di gunung, di laut, baik di datar maupun ketinggian, jurang. Itulah yang akan kalian jalani selama melaksanakan kedinasan,” ujarnya.

Limed dari Banyuwangi hingga Surabaya yang menempuh jarak sekitar 300 kilometer ini merupakan tahap akhir dari rangkaian Pendidikan Komando yang harus ditempuh oleh seorang calon prajurit Marinir. Dikko ini berlangsung selama kurang lebih 77 hari, diawali dengan tahap dasar komando, tahap laut, tahap hutan, tahap Gerilya Lawan Gerilya (GLG) dan ditutup dengan Limed.

Laksamana Yudo mengatakan setiap individu prajurit Marinir TNI AL harus mampu menunjukkan kebanggaanya dengan menjaga kehormatan dan kemampuan tempur prajurit Marinir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News