Laksda TNI Didik Setiyono Singgung Peran Diplomasi TNI AL Termasuk Isu Separatisme di Papua

Laksda TNI Didik Setiyono Singgung Peran Diplomasi TNI AL Termasuk Isu Separatisme di Papua
Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Waasops KSAL) Laksma TNI Bambang Pramushinto mewakili Asops KSAL membuka FGD dengan tema “Peluang dan tantangan diplomasi TNI Angkatan Laut di kawasan Pasifik Selatan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah terkait Papua” bertempat di Gedung Neptunus, Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (3/12). Foto: Dispenal

jpnn.com, JAKARTA - TNI Angkatan Laut sebagai institusi Pertahanan Negara memiliki tiga peran yakni militer, polisionil dan diplomasi.

Dalam rangka mengoptimalkan peran diplomasi TNI AL mendukung kebijakan pemerintah, TNI AL dalam hal ini Staf Umum Operasi Angkatan Laut (Sopsal) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) yang mengambil tema “Peluang dan tantangan diplomasi TNI Angkatan Laut di kawasan Pasifik Selatan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah terkait Papua” bertempat di Gedung Neptunus, Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (3/12).

FGD ini merupakan penjabaran dari program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, terutama dalam bidang peningkatan kemampuan TNI AL dalam menghadapi ancaman non konvensional.

Kegiatan FGD yang dibuka Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Waasops KSAL) Laksma TNI Bambang Pramushinto mewakili Asisten Operasi (Asops) KSAL Laksda TNI Didik Setiyono dilaksanakan sehari dan diikuti 68 peserta dari Satker yang berada di dalam dan di luar Mabesal.

FGD ini menghadirkan narasumber yakni Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan dan Antar-Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Andre Omer Siregar, Direktur Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Binsar Sianipar, Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) Prof Dr. Indria Samego.

Asops KSAL dalam amanat tertulis dibacakan Wasops KSAL mengatakan bahwa keutuhan wilayah merupakan hal yang mutlak untuk dipertahankan demi tetap tegaknya NKRI.

Terkait dengan hal tersebut, saat ini isu separatisme Papua telah berkembang dan terdengar hingga ke ranah internasional serta telah mengundang respons dari beberapa negara utamanya negara-negara di kawasan Pasifik Selatan yang merasa memiliki kesamaan posisi geografis dan ras negara-negara tersebut selalu berupaya membawa permasalahan Papua ke tingkat internasional antara lain pada sidang Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa dan sidang Majelis Umum PBB ke-7 pada tanggal 26 September 2020 yang lalu.

“Untuk mengatasi permasalahan tersebut berbagai upaya telah dilaksanakan Pemerintah Indonesia, diantaranya dengan membuka hubungan diplomatik dengan beberapa negara termasuk Fiji dan Vanuatu, kemudian terlibat dalam kegiatan multilateral bidang ekonomi dan sosial budaya dengan negara-negara Pasifik Selatan seperti Indonesia-South Pacific Forum (ISPF) dan Pacific Expo,” kata Wasops KSAL mengutip amanat Asops KSAL.

Asops KSAL Laksda TNI Didik Setiyono mengatakankeutuhan wilayah merupakan hal yang mutlak untuk dipertahankan demi tetap tegaknya NKRI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News