Laksdya Amarulla Octavian Miliki Modal Jabat KSAL

Alumnnus S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia (UI) itu menilai Laksdya Octavian bisa membawa perubahan baik terutama dalam pengembangan kurikulum pendidikan TNI Angkatan Laut.
"Ini juga sejalan dengan visi Panglima TNI Laksamana Yudo yakni perbaikan kualitas SDM prajurit TNI, termasuk kualitas SDM Angkatan Laut," terangnya.
Dia juga menyampaikan banyak persoalan kemaritiman yang harus dijawab KSAL yang baru.
Di antaranya, di Laut Natuna Utara, Indonesia meskipun berstatus netral, tetapi jelas berhadapan dengan kekuatan China. Kapal-kapal ikan Vietnam sudah seringkali melanggar perbatasan ZEE Indonesia. Semuanya jelas persoalan geopolitik maritim.
“Presiden Jokowi sudah mencanangkan Poros Maritim Dunia, maka KSAL sudah harus paham geopolitik maritim. Untuk bisa menyelesaikan persoalan geopolitik maritim, maka perlu kita cermati siapa calon KSAL yang memiliki kemampuan geopolitik maritim," ungkapnya.
Dia menerangkan kriteria itu terdapat pada figur Amarulla.
"Dari sekian banyak pilihan yang ada, Laksdya TNI Amarulla Octavian dikenal memiliki kemampuan geopolitik maritim,” tandas Ridlwan.
Dia menambahkan pendidikan master Laksdya Octavian di Prancis juga tentang geostrategi dan geopolitik. Selain itu, Octavian juga menempuh pendidikan di Amerika Serikat, Belanda, dan Australia.
Dengan kemampuan bahasa internasional dan geopolitik maritim yang dimiliki Laksdya Amarulla Octavian menjadi modal dasar menjadi KSAL.
- KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 5,45 T ke Pertamina Diputihkan, Bahlil Berkata Begini
- Soal Pembayaran Tunggakan Triliunan TNI AL, Menhan Singgung Kebijakan Tersentralisasi
- Rapat Bareng Menhan, Legislator Ungkit Utang Triliunan TNI AL
- Momen KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 2,25 T ke Pertamina Diputihkan
- Pelajar Bandel di Jawa Barat Bakal Digembleng Ala Militer
- TNI Pastikan Militer Jepang Ikut Super Garuda Shield 2025