Lebaran yang Berantakan

Lebaran yang Berantakan
Lebaran yang Berantakan
Tapi dari semua itu, yang diam-diam tak kalah ribet dan berdebar-debar dalam menyongsong Lebaran adalah para ibu rumah tangga. Sebab yang mereka urus bukan sekadar rasa dan jenis makanan, tapi juga mengatur uang yang di zaman SBY ini makin susah dicari padahal nilainya makin merosot, sementara harga-harga kebutuhan hidup terus meroket.

Akan tetapi ketika semua perhitungan itu sudah dirancang dengan matang, dengan berpedoman pada kalender yang sudah disepakati publik, tiba-tiba dengan enteng pemerintah Yudhoyono menggeser Lebaran sehari ke belakang. Padahal pemerintahan sebelumnya, dalam soal Lebaran, nyaris tidak pernah bergeser dari hari dan tanggal di kalender yang sudah bertanda “merah”.

Akibatnya, para ibu rumah tangga mengeluh karena hasil kerja keras mereka seperti mubazir. Opor, ketupat, sambel goreng ati, juga sayur labuh siam yang sudah dipersiapkan sehari sebelumnya, pasti tak akan sanggup dipertahankan bila diulur sehari lagi. Kalau toh bisa, rasanya pasti sudah tidak lezat lagi.

Begitulah, Lebaran 1 Syawal 1432 Hijriyah ini memang telah kehilangan dimensi spiritual, sosial, ekonomi dan budayanya. Justru dimensi politiknya yang merayap dari mulut ke mulut, dari rumah ke rumah, dari HP ke HP, hingga berkelana bebas di dunia maya.

LEBARAN tahun ini (2011) bagi mayoritas rakyat Indonesia yang merayakannya merupakan Lebaran paling berantakan. Semua ini akibat pemerintahan Yudhoyono

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News