Legislator Senayan Akui Pariwisata jadi Primadona Devisa

Legislator Senayan Akui Pariwisata jadi Primadona Devisa
Ketua Komisi X Teuku Riefky Harsya. Foto: dok/JawaPos

Di kawasan Asia Tenggara, ada Singapura yang sudah mulai fokus ke pariwisata. Di samping menjadi jalur perdagangan internasional, Negeri Singa Putih itu sekarang sudah mendeklarasikan diri menjadi salah satu “surge belanja” dunia. Juga Thailand. yang sudah sukses mendatangkan 30 juta wisman di 2015 silam.

Hampir semua negara mulai sadar, sektor pariwisata itu paling strategis. Potensi mendapatkan devisa sangat mudah dan menyenangkan. Karena itu, Riefky pun mengimbau kepada Kepala Daerah; Gubernur, Bupati dan Walikota, dalam mengambil kebijakan politik anggaran daerah untuk lebih mempertimbangkan tentang pengembangan potensi pariwisata.

“Kalau memang kebijakan politik anggaran di daerah bisa berpihak pada sektor pariwisata, peluangnya akan semakin besar. Sektor pariwisata akan menambah pendapatan asli daerah dan akan membuka lapangan kerja yang signifikan,” kata dia.

Politisi F-PD itu menambahkan, tren di pemerintah pusat saat ini tidak lagi pada eksploitasi batubara atau minyak bumi. Namun, lebih mengoptimalkan dan memberdayakan dari potensi pariwisata. Pariwisata yang bisa dikembangkan di antaranya pariwisata alam, wisata sejarah, dan religi. 

“Jika tambang-tambang emas, minyak, gas dan sumber daya alam Indonesia sudah habis dieksploitasi, apalagi yang kita jual? Yang paling mudah dan murah ya pariwisata. Potensi alam seperti laut, udara dan pantai sebagai modal utama pariwisata sudah ada. Kita tinggal menyiapkan infratruktur dan fasilitas orang untuk tidur,” ucapnya.

Politikus asal dapil Aceh ini menyarankan pemerintah daerah untuk segera menjadikan pariwisata sebagai leading sector. Alokasi anggaran pariwisata yang biasanya ada di urutan terbawah, menurutnya, harus dibalik menjadi urutan teratas.

“Kalau daerah ingin cepat membuka lapangan pekerjaan baru, dan cepat meningkatkan pendapatan asli daerah, solusinya ya pengembangan pariwisata. Lihat saja Kota Guilin di Tiongkok. Sebelum reformasi ekonomi Tiongkok, kawasan ini merupakan daerah miskin. Setelah Den Xiaoping mencoba mengintegrasikan masryarakat dengan pariwisata, fokus kepada adventure travel, cultural travel dan eco-tourism, perekonomian Guilin langsung naik. Sekarang bahkan menjadi satu dari empat kota rekomendasi WTO dalam tujuan pariwisata Tiongkok,” beber Riefky.

Saat ini, pemerintah menargetkan kontribusi sektor pariwitasa terhadap PDB nasional mencapai 13 persen di tahun 2017, dan minimal 15 persen pada 2019. Tahun 2017, sektor pariwisata juga ditargetkan menghasilkan devisa sebesar Rp 200 triliun, dan pada 2019, jumlahnya dipancang mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019.

JAKARTA - Sektor pariwisata terus menggelinding cepat dan makin moncer. Industri service yang berbasis pada tourism terus berbiak dan makin terasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News