Lestarikan Tradisi Tionghoa dengan Kondangan Peranakan

Lestarikan Tradisi Tionghoa dengan Kondangan Peranakan
Lestarikan Tradisi Tionghoa dengan Kondangan Peranakan

jpnn.com - JAKARTA - Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina) menilai meningkatnya arus modernisasi saat ini telah mengakibatkan memudarnya nilai tradisi dan budaya di kalangan Tionghoa Peranakan. Aspertina pun melakukan berbagai upaya untuk mencegah hal ini dengan menyelenggarakan Kondangan Peranakan Tionghoa 2013, A Cultural Fashion Show pada 15 November 2013 mendatang.

Ketua Aspertina Andrew Susanto di Jakarta, Jumat (18/10), mengatakan, acara tahunan Kondangan Peranakan Tionghoa ini digelar sebagai bentuk pengenalan dan pelestarian budaya peranakan Tionghoa di Indonesia. Menurutnya, Aspertina memiliki tanggung jawab untuk menunjukan kesadaran budaya pada generasi muda.

"Budaya harus dimulai dari anak muda karena dari situlah suatu budaya bisa hidup, lestari atau bahkan mati. Indonesia punya sesuatu yang bisa dibanggakan dari budaya peranakan ini, bahkan sudah diakui dunia internasional," katanya.

Andrew menambahkan, Aspertina makin eksis mengenalkan budaya Tionghoa Peranakan kepada masyarakat Indonesia, khususnya anak muda. Hal itu terlihat dari beragam aktivitas yang digelar belakangan ini.
 
Menurut dia, kecintaan anak muda Tionghoa terhadap budaya nenek moyang kian terkikis. “Saya sebagai salah satu kaum muda sudah seharusnya melanjutkannya dan perlahan memperkenalkan budaya tersebut kepada banyak orang,” jelasnya.

Pada peragaan busana tahun ini, Aspertina akan menghadirkan delapan disainer senior ternama Indonesia, yaitu Poppy Darsono, Samuel Wattimena, Itang Yunasz, Carmanita, Afif Syukur, Hengky kawilarang, Ferry Sunarto dan Geraldus Sugeng.
 
Poppy Darsono mengaku mengapresiasi budaya Peranakan Tionghoa. Sebab, budaya itu bagian dari Indonesia sendiri.

"Saya melihat dari sejarah mengenai akulturasi yang luar biasa bagusnya untuk saya pelajari. Saya akan men-translate kebaya peranakan yang mengandung unsur budaya China, Eropa dan Jawa. Untuk tema belum ada, It's just a name. Yang penting adalah substansi budayanya," paparnya.(boy/jpnn)


JAKARTA - Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina) menilai meningkatnya arus modernisasi saat ini telah mengakibatkan memudarnya nilai tradisi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News