Letkol Piper

Oleh: Dahlan Iskan

Letkol Piper
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Boam hanya berpenduduk 6.000 orang. Tidak lebih. Pun bila Bung Mirza menghitungnya dengan kalkulator.

Kota ini hampir 100 persen dihuni orang kulit putih. Di pinggir sungai Colorado yang paling indah aliran airnya: dilihat dari atas.

Festival musik diadakan tiap tahun. Demikian juga kayuh sepeda. Pukul 20.00 Larsen kembali ke bandara. Melihat kegelapan, adrenalinnya naik.

Seharusnya Larsen memencet satu tombol untuk menghidupkan lampu bandara. Setidaknya lampu di landasan. Ia tidak menyalakan lampu sama sekali. Hasil penyelidikan kecelakaan 1 Oktober 2023 itu menyatakan begitu.

Saya punya pengalaman mendarat di bandara seperti itu. Di pedalaman Amerika. Jauh lebih besar. Pegawainya hanya satu orang. Ia yang melakukan check in, timbang bagasi, angkut barang itu ke dekat pesawat, menjadi pemandu parkir pesawat, dan menjadi petugas boarding.

Waktu itu saya menengok cucu Mbah Iskan. Ia lagi sekolah SMA di pedalaman Kansas. Satu orang itu hanya pakai kaus dan celana pendek –sebatas lutut.

Ketika pesawat sudah terbang ia mengunci terminal: pulang. Ia akan datang ke bandara lagi kalau akan ada pesawat yang datang.

Beberapa hari kemudian saya mau terbang dari bandara itu lagi. Ketika tiba di bandara terminalnya masih terkunci. Menunggu di halaman. Tak lama kemudian orang itu tiba. Buka kunci pintu terminal.

Satu menit setelah terbang, pesawat balik arah, melewati atas bandara itu lagi. Lalu... pyaaaang...menabrak bukit. Mental. Menabrak bukit satunya lagi. Hancur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News