Letusan Tengah Malam Lebih Mencekam

Belasan Gunung Berapi Menggeliat

Letusan Tengah Malam Lebih Mencekam
Kepulan material awan panas yang meluncur dari Merapi ke arah sungai Gendol. Merapi 29 Oktober mengalami peningkatan aktivitas luncuran awan panas. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
Status awas masih berlaku untuk Merapi. Bahkan, meluncurnya awan panas hingga tujuh kali kemarin menggambarkan bahwa situasi di gunung tersebut sulit ditebak. Hal itu dibenarkan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta. "Hingga pukul 18.00, terjadi total 285 kali guguran," kata Kepala BPPTK Jogjakarta Soebandrio.

Hingga kemarin, dia menyatakan bahwa aktivitas Merapi masih fluktuatif. Itu berarti tak bisa diprediksi apakah Selasa lalu merupakan puncak ledakan dan kemudian menurun atau awal dari serentetan letusan baru. "Karena itu, status awas masih diberlakukan," tuturnya.

Berdasar pengamatan Jawa Pos, di antara tujuh luncuran awan panas tersebut, yang terjadi pukul 11.35 merupakan yang terbesar karena diikuti gempa. Getarannya terasa hingga radius 5 km dari puncak Merapi. Menurut data BPPTK, gempa multiphase yang terjadi memang cukup banyak, yakni 181 kali.

Semburan awan panas diperkirakan masih terus terjadi hingga malam. Sebab, intensitas daya di perut gunung masih cukup tinggi. Menurut catatan seismik di pos pengamatan, terus terjadi gempa guguran yang mencapai ratusan kali. Melihat aktivitas yang masih intens tersebut, diperkirakan semburan awan panas terus terjadi.

SOLO - Gunung Merapi kembali mencatat aktivitas ekstrem. Kali ini, awan panas alias wedhus gembel dilaporkan meluncur tujuh kali. Intensitas itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News