Leukemia Pengantin Remaja

Oleh Dahlan Iskan

 Leukemia Pengantin Remaja
Nadhif Rashesa Brahmana (duduk berpeci) dan Nurvania Aurelia Budirahmadina bersama keluarganya di National University Hospital Singapura. Foto: dokumentasi pribadi for disway.id

Oktober tahun lalu Nadhif mengeluh: gampang lelah. Terutama saat main basket. Nadhif selalu main basket di Lapangan Masjid Chengho. Tidak jauh dari SMAN 5.

Nadhif juga merasa mudah terkena seperti flu. "Setelah periksa darah ternyata HB-nya tinggal delapan," ujar Vania.

Langsung saja Nadhif ke RS Siloam Surabaya. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan agar langsung dibawa ke Singapura. Ke National University Hospital. Untuk menjalani transplantasi sumsum.

Nadhif itu keluarga dokter. Bapaknya dokter ahli tumor dan kanker kandungan: DR. dr Brahmana Askandar. Juga ketua IDI Surabaya.

Pun kakeknya juga dokter terkemuka: Prof. DR. Askandar. Ahli diabetes paling senior di Surabaya.

Boleh dikata semua orang Surabaya tahu siapa Prof Askandar dan siapa dr Brahmana. Apalagi dr Brahmana kemudian menikah dengan putrinya Imam Utomo. Yang saat itu gubernur Jatim.

Sebagai anak dokter ahli kanker Nadhif tahu apa yang harus dijalani segera: kemoterapi dulu. Sebanyak tiga seri. Tiap serinya 7 hari.

Pada hari ke tujuh itu Nadhif merasa mual. Namun tidak sampai muntah.

Lantaran sang suami terkena leukemia terpaksa dia tidak jadi kuliah. Padahal sudah sempat menjalani tes-tes masuk fakultas kedokteran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News