Lewat Ekspor Ritel, Batik Boyolali Laris di Singapura dan Malaysia

Lewat Ekspor Ritel, Batik Boyolali Laris di Singapura dan Malaysia
Perajin batik Achmad Latief . Foto: source for JPNN

Omzetnya pun anjlok drastis hingga nol rupiah dan membuat dia bangkrut. Tidak menyerah, Achmad, yang mendapatkan saran dari rekannya, memulai bisnis online.

Pada akhir 2020, Achmad memutuskan membuka toko online-nya di marketplace dengan pertimbangan pangsa pasar yang luas dan menjangkau seluruh Indonesia.

Meskipun awalnya kebingungan menjalankan bisnis online-nya, tetapi dengan semangat pantang menyerah, Achmad belajar dengan giat hingga mampu memahami seluk-beluk berjualan secara digital.

"Awalnya, saya ragu dan bingung. Saya terbiasa jualan langsung ketemu orangnya, ini tiba-tiba cuma pakai handphone dan komputer saja. Tapi, perlahan-lahan saya mulai menikmati dan ternyata nggak sesulit yang saya bayangkan, apalagi saya juga ikut Bimbel Shopee, dan diajari caranya memulai bisnis secara online. Ya, akhirnya saya menikmati sekali jualan online ini,” ujar Achmad

Ekspor secara Eceran

Perjuangan dan kerja kerasnya mulai membuahkan hasil, omzetnya secara perlahan meningkat, dan prestasi yang ia raih menjadi semangat untuk terus berkembang. Pada akhir tahun 2021, usaha Achmad mulai membaik dengan omzet yang terus meningkat dari puluhan juta hingga ratusan juta.

Pria itu pun berhasil membangun gudang dan rumah produksi di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada bulan Ramadhan lalu, Toko Zahra 27 milik Achmad mampu menyentuh omzet hingga miliaran rupiah.

Tidak puas dengan kesuksesan di pasar dalam negeri, Achmad juga memanfaatkan program Ekspor Shopee untuk mengembangkan pasar internasional.

Achmad Latief juga berhasil memperluas penjualan batik hingga mancanegara karena kemudahan ekspor secara eceran yang dia dapatkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News