Lewat Ekspor Ritel, Batik Boyolali Laris di Singapura dan Malaysia

Lewat Ekspor Ritel, Batik Boyolali Laris di Singapura dan Malaysia
Perajin batik Achmad Latief . Foto: source for JPNN

Produk batik buatannya merambah pasar di Singapura dan Malaysia, membawa kebanggaan tersendiri dalam kiprahnya sebagai pejuang UMKM.

“Sebagai penjual batik, ya, saya bangga sekali produk saya bisa dibeli oleh orang luar negeri, terutama pelanggan kami di Singapura dan Malaysia. Karena memang semudah itu, jadi, saya bisa jual ratusan produk per bulan. Jadi, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan,” kata Achmad.

Shopee merupakan satu-satunya e-commerce yang memungkinkan pelaku usaha kecil untuk dapat menembus pasar ekspor melalui mekanisme cross border commerce.

Program itu merupakan sebuah gebrakan besar bagi pelaku UMKM lokal karena memberikan kemudahan bagi pegiat UMKM lokal seperti Achmad untuk bisa mengekspor produknya ke mancanegara dengan mekanisme yang sangat mudah.

Berbeda dengan mekanisme ekspor konvensional yang harus memenuhi kuota tertentu, program Ekspor Shopee memungkinkan Achmad bisa mengekspor produk batiknya dalam jumlah berapapun, sesuai pesanan pelanggan.

“Alhamdulillah, enggak ribet sama sekali. Kami enggak perlu tambah biaya apapun dan buat pelanggan juga enggak harus bayar ongkir (ongkos kirim) mahal-mahal, mau beli satu atau dua saja juga gampang. Saya tetap bisa jual produk saya yang harganya mulai dari Rp40 ribu sampai yang paling mahal Rp200 ribu,” dia mengungkapkan.

Berkat bisnisnya yang semakin stabil, Achmad saat ini mampu memberdayakan keluarga dan puluhan warga di lingkungan rumahnya untuk menuangkan ide dan tenaga dalam mengelola produksi batik Toko Zahra 27 agar semakin berkembang. (flo/jpnn)

Achmad Latief juga berhasil memperluas penjualan batik hingga mancanegara karena kemudahan ekspor secara eceran yang dia dapatkan.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News