LHK Hadir untuk Sentani, Kawal Perbaikan Tata Ruang

LHK Hadir untuk Sentani, Kawal Perbaikan Tata Ruang
Hasil pengamatan citra satelit dan survei lapangan di Sentani. Foto: Ditjen PDASHL

Toto menjelaskan, pergerakan air di lahan akan dihambat baik oleh hutan, bendungan ataupun berbagai fitur alami maupun buatan.

Jika kemampuan daya redam air tersebut terlampui, maka banjir-pun akan terjadi. Apalagi jika lereng terjal, batuannya kedap air serta tanahnya tipis.

"Seperti itulah yang terjadi di cagar alam Pegunungan Cycloop di atas Sentani," imbuh Toto.

Dia mengatakan, hutan Cycloop cukup bagus dan rapat, tapi karena faktor lereng dan sifat tanahnya, daerah itu mudah longsor dan membentuk bendung alami.

Di selatan Cycloop dijumpai sesar yang menimbulkan gempa dan meningkatkan ketidakstabilan lereng dan bendung. Ini sekaligus menampik pemberitaan yang menyebut gunung itu hencur karena perambahan hutan berlebihan.

Data stasiun hujan bandara Sentani pada 16 Maret 2019 menunjukkan terjadinya hujan sangat deras, yaitu 240 mm/hari, jauh di atas kondisi normal sebesar 75 mm/hari.

Kombinasi berbagai hal tersebut menyebabkan jebolnya bendung, sehingga terjadi air bah menuju kota Sentani dengan daya rusak yang dahsyat.

Toto yang selama beberapa hari berada di lokasi di Sentani mengatakan karakter mudah longsor dan menimbulkan banjir bandang juga dijumpai di belahan utara Cycloop.

Karakter mudah longsor dan menimbulkan banjir bandang juga dijumpai di belahan utara Cycloop.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News