Lima Harmal

Oleh Dahlan Iskan

Lima Harmal
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hampir semua anak muda pada dasarnya seperti itu. Kalau punya kemauan harus menjadi kenyataan. Kalau belum tuntas belum mau berhenti. Makan tidak penting. Tidur tidak penting.

Itulah sebabnya hanya anak muda yang bisa membuat kemajuan besar. Yang tua bisa juga --tetapi sangat jarang.

Sudah menjadi sunnatullah anak muda diberi kelebihan fisik --bisa tidak tidur selama lima harmal. Orang tua seperti saya, tidak tidur 24 jam saja sudah masuk angin! Padahal, dulu juga seperti itu.

Tentu banyak juga anak muda yang kesibukannya dari hari ke hari tidur melulu. Itu tidak salah. Nikmati saja. Itu membahagiakan juga. Bahkan bisa menguntungkan. Otak anak muda seperti itu bisa lebih awet --karena jarang dipakai.

Mengapa pada umur 28 sampai 33 tahun saya anggap puncak kejayaan manusia?

Di umur seperti itulah tiga kehebatan bisa bersatu di satu tubuh: intelektual, pengalaman, dan kemudaan.

Mereka sudah intelektual --setidaknya sudah lulus S-1. Otak intelektualitasnya sudah mendapat pendidikan logika dan sistematika.

Mereka sudah banyak pengalaman --sudah lima tahun di dunia kerja. Pasti sudah pernah jatuh-bangun. Atau pernah mengalami banyak kepahitan.

Fisik yang tidak bisa berjalan masih bisa dibantu kursi roda. Otak yang tidak bisa berjalan maunya hanya seperti Jiwasraya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News