Lockdown Berkepanjangan di Melbourne Tak Surutkan Aktivitas Warga Senior Asal Indonesia

"Jadi banyak hal yang tetap diizinkan semacam itu. Misalnya juga medical. Kita tidak usah keluar rumah kalau misalnya mau dites, kita bisa minta sebagai senior," ucapnya.
"Kalau saya sendiri masih bisa naik Uber, taksi, atau naik tram," tambahnya.
Untuk keperluan ke dokter, Nani memutuskan untuk selalu berjalan kaki, meski sebenarnya sebagai warga senior dia bisa memanggil dokter ke rumahnya.
"Ini bagus juga buat exercise. Kita harus sehat, karena kita hidup di negara Australia dan tidak punya pembantu," ujarnya.
Nani yang kini masih aktif di organisasi Australian Indonesian Association of Victoria (AIA), punya seorang anak yang sudah berkeluarga. Namun ia mengatakan tidak mau merepotkannya.
Selain mengajar Bahasa Indonesia untuk komunitas Australia di Melbourne setiap minggu, satu bulan sekali Nani ikut rapat bersama AIA yang dilakukannya melalui Zoom.
Selain itu, dia juga sibuk menyiapkan 'newsletter' untuk organisasi ini, termasuk memeriksa bahasanya sebelum diterbitkan.
"Jadi memang banyak sekali pekerjaan yang mengharuskan saya diam di rumah," katanya.
Lockdown berkepanjangan tidak menyurutkan semangat warga senior asal Indonesia di Melbourne untuk tetap beraktivitas.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan