Long H-March

Long H-March
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Begitu seru langkah-langkah Trump. Baru kali ini terjadi. Negara melawan satu perusahaan swasta.

Trump terus mempertahankan prinsipnya: sudah terlalu lama Amerika mengalah ke Tiongkok. Di bidang perdagangan.

Ia tidak menyalahkan Tiongkok. Ia selalu menyalahkan presiden-presiden Amerika sebelumnya. Yang tidak mau berbuat seperti yang ia lakukan sekarang ini.

Tiongkok sendiri masih terus cari akal. Apa lagi yang bisa dilakukan. Setelah tidak mau mengimpor kedelai, jagung dan babi dari Amerika.

Dua hari lalu Presiden Xi Jinping melakukan kunjungan ke daerah selatan. Ke Provinsi Jiangxi. Ke satu pegunungan di perbatasan dengan Fujian. Ke Desa Yudu.

Di situ ada monumen bersejarah. Tempat Mao Zedong dulu memulai long march. Menghindari kejaran tentara nasionalis pimpinan Chiang Kai Shek.

Dari situ Mao dan pengikutnya melakukan perjalanan jauh. Yang melelahkan. Dan membahayakan.

Menerobos  pegunungan-pegunungan tinggi. Melintasi enam provinsi. Sambil menyusun kekuatan. Dan kehilangan separuh tentaranya. Terutama saat menyeberang sungai ganas di Guangxi. Di saat banjir besar.

Kecenderungannya Tiongkok pula yang bakal menang. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan murahnya. Dan kesiapan sumber pendanaannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News