Lulusannya Bercita-Cita Jadi Opsir Gereja
Rabu, 26 Juni 2013 – 19:49 WIB
Di sekolah ini, setiap anak juga mendapat kesempatan yang sama dalam mendapatkan pelajaran agama. Meski berlabel Muhammadiyah, setiap Jumat siswa nasrani juga mendapat kesempatan untuk mengadakan kebaktian rutin bersama. Begitu pula dalam hal pelajaran pendidikan agama.
Sama dengan pendidikan agama Islam, siswa Nasrani yang kini dididik oleh dua orang guru pendidikan agama Kristen ini juga mendapatkan pelajaran agama sekali seminggu. Mereka pun mendapat pelajaran agama Kristen sebagaimana siswa beragama Islam yang juga mendapat pelajaran agama Islam sekali seminggu.
Yang tak kalah menarik terlihat dari salah satu rutinitas yang sudah ada sejak sekolah ini berdiri. Setiap hari sebelum memasuki kelas, para siswa diwajibkan untuk mengikuti apel pagi dan siang. Mungkin terlihat lazim, tetapi yang tak biasa adalah saat prosesi doa bersama.
Doa selalu dilakukan secara bergiliran, doa yang dipimpin oleh siswa Muslim dan hari berikutnya oleh siswa Nasrani. Begitu urutannya secara bergantian. Bahkan salah satu yang mungkin menjadi pemandangan tak lazim di sekolah Muhammadiyah lainnya yakni kumandang lagu rohani kristen yang tampil sebagai pengisi acara dia acara penamatan lulusan.
BERBEDA itu ternyata indah. Slogan yang mengusung perdamaian ini dipraktekkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah di Kecamatan Marawola,
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor