Lumpuh sejak Umur 4 Tahun, Risnawati Sukses Berjuang Wujudkan Mimpinya (2-Habis)

Rela Nongkrongin Seharian di Kantor Menkeu

Lumpuh sejak Umur 4 Tahun, Risnawati Sukses Berjuang Wujudkan Mimpinya (2-Habis)
Lumpuh sejak Umur 4 Tahun, Risnawati Sukses Berjuang Wujudkan Mimpinya (2-Habis)
Risnawati Utami prihatin. Sebab, menurut data WHO, jumlah anak yang menderita cacat alias difabel (different ability) di Indonesia 6,4 juta orang. Tapi, yang banyak membantu kursi roda gratis malah negara asing. Ini pun, kata Risnawati, masih dipersulit oleh rumitnya birokrasi.


     AINUR ROHMAH, Jogjakarta

KEPADA Jogja Raya (JPNN Group), Risna (panggilan akrab Risnawati) menunjukkan bunyi pasal 20 konvensi hak-hak difabel atau Convention on the Rights of Persons with Disabilities. Bunyi pasal itu: ”Setiap anak-anak difabel mempunyai hak dan kebebasan untuk bermobilitas secara mandiri. Pemerintah berkewajiban menciptakan lingkungan yang mendukung, serta menyediakan alat-alat bantu yang memung-kinkan difabel untuk dapat melakukannya.”

Kata Risna, pemerintah RI ikut meneken konvensi itu pada 2007. ”Tapi, sampai saat ini belum diratifikasi,” kata perempuan 38 tahun itu di kantornya di eks gedung registrasi UGM, Jl Kaliurang Km 4,5 Sumilir, Jogjakarta, Senin lalu (9/5).

Padahal, lanjut dia, menurut data WHO pada 2010, terdapat 6,4 juta anak difabel di Indonesia. Namun, hanya 50 ribu yang bisa bersekolah. Sembari menunggu ratifikasi yang entah kapan terealisasi, Risna lantas mendirikan UCP Wheels for Humanity (UCPWFH) di Indonesia pada 2009. Singkatnya, UCPWFH Indonesia adalah bagian dari struktur organisasi UCPWFH, organisasi nonprofit di Amerika Serikat yang menangani distribusi, penyediaan, dan pelayanan kursi roda individu secara khusus di seluruh dunia.

Risnawati Utami prihatin. Sebab, menurut data WHO, jumlah anak yang menderita cacat alias difabel (different ability) di Indonesia 6,4 juta orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News