Lumpur Timah

Oleh: Dahlan Iskan

Lumpur Timah
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Reza Pahlevi, dirut PT Timah di tahun kerja sama itu (2016?) adalah orang keuangan. Dia memang sarjana geologi dari Trisakti Jakarta, tetapi setelah itu lebih mendalami soal keuangan. Dia meraih gelar MBA dari Cleveland, Ohio, Amerika.

Sebelum jadi dirut Timah pun Reza menjabat direktur keuangan PGN, juga BUMN.

Sebagai orang keuangan mungkin Reza pusing melihat keadaan PT Timah: lahan garapannya mahaluas. Di darat dan di laut. Di sekitar Bangka dan Belitung.

Yang lebih tidak masuk akal lagi: ekspor timah swasta lebih besar dari ekspor timah PT Timah. Pertanyaannya: dari mana swasta itu dapat timah. Padahal lahan garapannya sangat kecil.

Semua orang tahu apa yang terjadi. Anda pun tahu. Hanya tidak bisa bicara. Tidak berani. Apalagi direksi PT Timah. Sejak dulu. Sampai kini.

Saya tidak tahu apakah Reza, sebagai dirut saat itu, ingin keluar dari kemelut turun-temurun itu: dari pada cadangan timah milik PT Timah dicuri, lebih baik biarlah tetap dicuri tetapi PT Timah dapat bagian.

Maka lebih baik pencurian itu dilegalkan. Dikoordinasi. Diolah di dalam negeri.

Kebetulan ada swasta yang sanggup mengoordinasi. Juga sanggup menampung hasil curian yang sudah dilegalkan itu.

HARI-HARI ini saya menunggu datangnya penjelasan rinci soal korupsi di timah Bangka senilai Rp 270 triliun itu: di mana letak korupsinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News