Lusinan Tewas dalam Bentrok di Pakistan

Lusinan Tewas dalam Bentrok di Pakistan
PUING - Seorang bocah Pakistan dari daerah setempat bersama beberapa warga lainnya, menyinggahi puing salah sebuah bekas markas kaum Taliban di Aka Kheil, di wilayah suku Khyber, yang disatroni dan dihancurkan oleh pasukan militer pro-pemerintah beberapa hari lalu. Foto: AP Photo/Mohammad Sajjad.
DERA ISMAIL KHAN - Serangkaian bentrok bersenjata hebat yang terjadi antara pejuang Taliban dan kelompok yang loyal pada komandan perang pro-pemerintah di Pakistan, mengakibatkan setidaknya 70 orang dilaporkan tewas. Seperti diberitakan AP, yang dimuat di Yahoo.com, sumber intelijen mengatakan bentrok terjadi tepat seminggu setelah salah seorang pemimpin utama Taliban dikabarkan tewas akibat serangan rudal CIA.

Bentrok itu sendiri terjadi di sekitar daerah perbatasan Waziristan Selatan, kawasan di mana sang pemimpin Taliban, Baitullah Mehsud, diyakini oleh pihak AS dan pejabat Pakistan telah tewas pada 5 Agustus lalu. Bentrok melibatkan sejumlah besar prajurit militan Taliban melawan para pengikut komandan perang suku setempat, Turkistan Bitani.

Tentara nasional Pakistan sendiri ikut mengirimkan helikopter dan persenjataan, demi membantu kelompok Bitani dalam menghadapi sekitar 300 pejuang Taliban tersebut. Seperti dilaporkan oleh dua agen intelijen CIA yang tak ingin disebutkan namanya, awalnya memang kaum militan Taliban yang melakukan penyerangan ke wilayah basis perjuangan kelompok Bitani itu, khususnya di desa Sura Ghar.

Pertempuran sendiri dilaporkan berlangsung tak kurang dari lima jam lamanya. Dalam bentrok tersebut, kaum Taliban banyak menggunakan persenjataan roket, mortir, serta menembakkan senapan mesin anti-serangan udara ke daerah lawannya. Pihak CIA menyebutkan bahwa kejadian itu menelan korban setidaknya 70 orang, termasuk seorang wanita, dengan 10 di antaranya adalah dari kelompok Bitani.

DERA ISMAIL KHAN - Serangkaian bentrok bersenjata hebat yang terjadi antara pejuang Taliban dan kelompok yang loyal pada komandan perang pro-pemerintah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News