Mafia Paling Rawan itu di Gudang Bulog

Mafia Paling Rawan itu di Gudang Bulog
Gudang Bulog. Foto:JPG/JPNN

jpnn.com - KEPOLISIAN menduga rantai distribusi beras subsidi masih memiliki kelemahan.

Kebocoran beras subsidi rawan terjadi pada tahap akhir distribusi, yaitu ketika berada di gudang Bulog.

Itu adalah titik terakhir sebelum beras didistribusikan ke perusahaan rekanan atau masyarakat

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan, penentu kebijakan impor beras subsidi adalah Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

"Di tahap awal ini masih relatif aman karena penentuannya bersama," ujar dia.

Selanjutnya, impor beras subsidi dilakukan Bulog sesuai dengan instruksi kedua kementerian. Dalam tahap itu, tingkat kerawanannya juga masih kecil. Nah, ketika beras sampai di Indonesia dan disimpan di gudang Bulog, risiko penyelewengan terbesar muncul. "Sebab, pendistribusiannya bisa melenceng dan tidak sesuai tujuan impor," ucap Agung.

Jumlah beras yang mencapai jutaan ton juga menjadikan pengawasan yang dilakukan Bulog cukup sulit. Pasalnya, beras itu terpecah dalam beberapa titik gudang.

 "Dalam gudang Bulog ini semua bisa terjadi," ujarnya.

Bila terdapat oknum yang bermain, dalam gudang itulah permainan tersebut dimulai.

 Menurut Agung, beras subsidi yang seharusnya hanya dikeluarkan saat operasi pasar bisa di tangan perusahaan yang tidak bekerja sama dengan Bulog tentu kejadian yang sangat mencurigakan.

"Siapa yang bisa memiliki kewenangan mengeluarkannya, tentu oknum yang berhubungan dengan gudang. Semua itu saat ini akan ditelisik. Pelakunya harus bertanggung jawab," tegas Agung.

Yang pasti, saat ini Bareskrim berupaya terus memantau dan mengawasi distribusi beras subsidi.

Pengamanan tersebut tidak berarti mengamankan dari orang luar, tapi justru menekan kemungkinan adanya penyelewengan.

KEPOLISIAN menduga rantai distribusi beras subsidi masih memiliki kelemahan. Kebocoran beras subsidi rawan terjadi pada tahap akhir distribusi, yaitu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News