Mafia Sapi Murah Keliaran Garap Pengungsi

Mafia Sapi Murah Keliaran Garap Pengungsi
Mafia Sapi Murah Keliaran Garap Pengungsi
JOGJA -- Kondisi para pengungsi karena erupsi Merapi diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga. Janji ganti rugi dari pemerintah yang hingga kemarin belum menunjukkan kepastian membuat mereka frustrasi. Kondisi itu dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang mencari keuntungan di balik kesusahan orang lain. Salah satunya, kini marak mafia pemburu sapi pengungsi. Mereka membeli sapi itu dengan harga jauh di bawah standar. Sapi yang harganya Rp 9 jutaan hanya ditawar Rp 500 ribu-Rp 2 juta.

"Pripun meleh, Mas, ra ono sing ngopeni, yo tak culke (Mau bagaimana lagi, Mas, tidak ada yang merawat, ya saya lepas, Red)," ujar Sihono, warga Wukirsari, Cangkringan, Sleman, yang ditemui Jawa Pos di pos pengungsian GOR Maguwoharjo kemarin (13/11). Bapak dua anak itu punya dua sapi. "Saya jual Rp 2 juta, itu dua-duanya," tambah dia.

Saat erupsi 5 November lalu, Desa Wukirsari memang masuk jangkauan awan panas. Daerah itu berjarak sekitar 10 km dari puncak Merapi. "Sapi-sapi tersebut sudah saya bawa ke balai desa, agak ke bawah, sehingga selamat," ungkap dia. Sihono menjelaskan, pembeli sapi tersebut bekerja secara berkelompok. "Saya didatangi orang. Dia menawarkan membeli sapi. Uangnya langsung ditunjukkan dan ditaruh di tangan saya," ungkap dia.

Karena butuh dana segar, Sihono menyatakan tidak berpikir panjang. Dia setuju saja saat diajak naik dengan truk untuk mengambil sapi yang diungsikan di bawah perempatan Pakem tersebut. "Kami boleh naik (oleh petugas) karena beralasan hendak ambil sapi," ucapnya. Dia tidak tahu dibawa ke mana sapi-sapi tersebut. "Bukan cuma saya, kok, Mas. Coba tanya saja satu per satu, mungkin banyak juga yang sudah melepas," ujar dia.

JOGJA -- Kondisi para pengungsi karena erupsi Merapi diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga. Janji ganti rugi dari pemerintah yang hingga kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News