Maftuh: Banyak \'Penyakit\' di Kemenakertrans

Maftuh: Banyak \'Penyakit\' di Kemenakertrans
Maftuh: Banyak \'Penyakit\' di Kemenakertrans

jpnn.com - JAKARTA -- Mantan Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni menyatakan banyak evaluasi yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Di antaranya perombakan terhadap sistem di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans).

"Kemenakertrans juga harus dirombak karena banyak "penyakit" di situ. Penyakitnya macem-macem," ujar Maftuh di Jakarta, Selasa, (15/4).

Maftuh tidak merinci lebih jauh kalimatnya itu. Ia hanya meminta agar kementerian itu bisa segera dievaluasi. Ke depan, ia juga meminta Menakertrans Muhaimin Iskandar aktif bekerja untuk menyelesaikan masalah TKI.

"Saya minta Menakertrans yang kerjakan. Sekali lagi, saya hanya orang partikelir yang diminta untuk menjadi utusan," sambung Maftuh.

Selain mengkritik kinerja kementerian yang dipimpin Muhaimin Iskandar, Maftuh juga meminta agar seleksi TKI sebelum ke luar negeri diperketat. TKI yang berangkat, ujarnya, harus yang benar-benar mengerti tugas dan tanggungjawabnya. Ucapan Maftuh cukup keras terkait sarannya itu.

"Yang dikirim itu harus betul-betul orang yang ngerti tugasnya. Bukan kerbau yang dikirim!. Jadi kalau sekarang anda saja punya pembantu minta sandal dikasih rokok, apa yang terjadi? Kan jadi ada kejengkelan, nah itu di sana juga begitu. Jadi harus betul-betul TKI yang tahu tugasnya," tegas Maftuh.

Menurut Maftuh moratorium TKI di luar negeri perlu dilakukan jika tenaga kerja yang akan dikirim belum dipersiapkan dengan baik dari segi keahlian dan kecakapannya bekerja. Agen penyalur, kata dia, juga harus bertanggungjawab atas nasib TKI yang diberangkatkan ke luar negeri. "Penyalur harus tanggungjawab. Bagaimana mungkin dia salurkan begitu saja dan dilepas," tandas Maftuh. (flo/jpnn)


JAKARTA -- Mantan Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni menyatakan banyak evaluasi yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah nasib


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News