Mahasiswa Baru di PTS Malah Berkurang Saat Kemendikbudristek Menggenjot APK

Mahasiswa Baru di PTS Malah Berkurang Saat Kemendikbudristek Menggenjot APK
Para pembicara webinar 'Seleksi Ujian Mandiri PTN, Buat Gaduh Penerimaan Mahasiswa Baru PTS, Retorika atau Kenyataan'. Foto: tangkapan zoom

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah mahasiswa baru di perguruan tinggi swasta (PTS) mengalami penurunan 20 sampai 30 persen. Penurunan itu terjadi selama setahun masa pandemi Covid-19.

"Berkurangnya mahasiswa baru di PTS sangat jelas terasa. Di satu sisi pemerintah tengah berupaya meningkatkan angka partisipasi kasar (APK)," ujar Rektor Universitas YARSI Prof Fasli Jalal dalam webinar 'Seleksi Ujian Mandiri PTN, Buat Gaduh Penerimaan Mahasiswa Baru PTS, Retorika atau Kenyataan', Kamis (12/8). 

Dia menambahkan penurunan peminat PTS tersebut merupakan gangguan bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi. Meski demikian, dia berharap 3.044 PTS di seluruh Indonesia bisa terus bertahan.

Menurut dia, perlu dukungan dari pemerintah yang betul-betul memberikan solusi pada PTS agar tetap bertahan.

"60 persen mahasiswa di Indonesia ada di PTS," ucapnya.

Fasli juga meminta agar perguruan tinggi negeri (PTN) transparan dalam memberikan data penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya dan juga jadwal seleksinya hendaknya berdekatan. Dengan demikian, PTS dapat menentukan langkah dalam merekrut mahasiswa baru.

"Selama ini, kami di swasta menunggu penerimaan baru selesai di PTN. Hanya segelintir kampus swasta yang tidak mempedulikan penerimaan mahasiswa baru di PTN. Terutama PTS yang termasuk kelompok PTS elit," tambah dia

Mayoritas PTS, lanjutnya, kesulitan bersaing dengan PTN secara langsung dan memilih menunggu limpahan calon mahasiswa dari PTN.

Kemendikbudristek menargetkan angka partisipasi kasar meningkat dari 31 menjadi 37 persen, ironisnya jumlah mahasiswa baru di PTS selama pandemi turun 30 persen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News