Mahasiswa UI Ciptakan Inovasi Slang Pengisi Lambung

Berawal dari Kesalahan Pemasangan yang Nyasar ke Paru-Paru

Mahasiswa UI Ciptakan Inovasi Slang Pengisi Lambung
MANFAAT BESAR: Sigit Mohammad Nuzul dan Adeline Sthevany menunjukkan slang Safety Nasogastric Tube karya mereka di kampus Universitas Indonesia Kamis (4/12). Foto Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos/JPNN.com

Nah, saat pemasangan NG Tube itulah, sering terjadi masalah. Slang dari hidung yang seharusnya ke lambung menyasar ke paru-paru atau organ dalam lainnya.

Kok bisa? Suami Fitriani Udin itu menjelaskan, kesalahan pemasangan NG Tube bisa terjadi saat slang memasuki percabangan di faring. Yakni saluran pencernaan menuju lambung dan saluran pernapasan menuju paru-paru. Ketika sudah di faring, harus bisa dipastikan slang NG Tube masuk ke saluran pencernaan. Namun, dalam prosedur medis saat ini, belum ada upaya yang bisa mencegah kesalahan memasukkan NG Tube tadi.

Di dunia keperawatan, skema yang lazim dilakukan adalah menggunakan kertas pemantau PH. Perawat harus menyedot cairan dari slang yang sudah dimasukkan ke lambung. Ketika PH bernilai 1–5,5, bisa dipastikan slang itu sudah benar masuk ke lambung. Tetapi, ketika pengukuran PH menunjukkan nilai di atasnya, sangat mungkin slang masuk ke paru-paru.

”Kalau sudah salah masuk ke paru-paru, slang harus ditarik lagi. Bisa dibayangkan rasa sakitnya pada pasien,” ungkap bapak satu anak itu.

Cara lain untuk memastikan apakah slang NG Tube tadi masuk ke lambung atau ke paru-paru adalah pencitraan X-ray. Tetapi, upaya tersebut membutuhkan alat khusus dan biaya mahal. Padahal, potensi pasien yang membutuhkan NG Tube ini sampai di pelosok-pelosok pedesaan.

Atas kegelisahan dari kesalahan pemasangan NG Tube itulah, Sigit bersama Vany lalu berinovasi dengan menciptakan alat Safety Nasogastric Tube. Inovasi berupa modifikasi dia lakukan di kedua ujung slang. Di ujung slang yang akan dimasukkan ke dalam lambung, mereka memberi lubang sebanyak enam titik. Enam lubang itu dibuat di 3 cm sebelum ujung slang. Modifikasi lainnya ada di ujung slang tempat memasukkan makanan cair.

Di ujung itu, Sigit dan Vany membuat semacam kantong dari bahan plastik khusus medis. Kemudian, di bagian ujungnya diberi tambahan plastik klip seperti yang biasa dipakai bungkus pil atau kapsul. Klip itu berfungsi mencegah udara dari dalam kantong berukuran sekitar 5 x 7 cm tersebut keluar.

”Inti utama dari inovasi saya ini adalah mencegah sedini mungkin slang itu salah masuk ke paru-paru,” ujarnya.

Sigit Mohammad Nuzul dan Adeline Sthevany telah menjadi oase dengan karya inovasi Safety Nasogastric Tube. Alat itu menjaga keselamatan pasien dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News