Mahasiswi Prostitusi Online, Sepekan Rp 10 Juta, Ah Gampang

Mahasiswi Prostitusi Online, Sepekan Rp 10 Juta, Ah Gampang
PSK. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Ia duduk berselonjor di atas bed empuk. Santai. Cahaya remang kamar makin menyamarkan bulu halus yang tumbuh di kulit tangan dan kakinya yang langsat. Sinar televisi sedari tadi mengoceh sesekali menerpa tubuhnya.

Tubuhnya memang tak tinggi. 155 sentimeter. Tapi sangat terawat. Bersih dan wangi. Perut, lengan, pinggang hingga pahanya pun terawat. Sama seperti spek yang ditawarkan di bio Twitter-nya.

Kukunya berkutek biru muda. Butiran glitter yang menonjol itu cukup menyita perhatian saat jarinya mengoperasikan gadget hitamnya.

Untuk mem-booking perempuan bernama Fitria ini gampang-gampang susah. Terhitung sudah dua kali dia membatalkan janji kencan. Alasannya macam-macam.

Pertama mengundur jadwal dengan alsan slot sudah penuh. Meski beberapa menit sebelumnya chatingan membicarakan kesepakatan-kesepakatan transaksi. ”Maaf ekspo diundur. Ternyata besok slotnya full,” kata perempuan asal Kota Atlas ini tiba-tiba.

Janji kencan pun kembali dibangun. Namun lagi-lagi, ia mengurungkan setelah terjadi kesepakatan durasi dan lokasi. Kali ini ia beralasan sedang menstrusi. Rencana kencan itu kembali batal.

Dengan enteng dia menawarkan untuk me-reshedule pekan depan. Padahal kesepakatan transaksi terjadi, dan tinggal eksekusi. ”Tadi kepo banget kenapa sih, takut nggak jadi ya?” tebak dia.

Tapi Fitria cukup fair. Dia mau di-booking tanpa DP. Mungkin faktor itu yang membuatnya cukup diminati lelaki hidung belang.

Tidak hanya di kota-kota besar, prostitusi online juga merambah wilayah eks Karesidenan Pati, seperti Kudus, Jateng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News