Mahmoed Marzuki, Kaki Diikat, Kepalanya di Bawah, Dicambuk

Kisah Pahlawan yang Wafat di Usia Muda

Mahmoed Marzuki, Kaki Diikat, Kepalanya di Bawah, Dicambuk
Seorang bocah membawa Bendera Merah Putih di Sungai Kalianyar, Solo, Kamis, 17 Agustus 2017. Ilustrasi Foto: Arief Budiman/Radar Solo/JPNN.com

Katanya, Mahmoed Marzuki adalah sosok tokoh muda yang patut dicontoh. Dijadikan teladan bagi pemuda masa kini. Betapa tidak, di usia yang muda, mampu menjadi seorang tokoh yang hebat dalam melawan penjajah.

Perjuangan Mahmoed Marzuki tidak hanya dengan fisik. Non fisik juga. Secara non fisik, Mahmoed Marzuki mampu menjadi motivator bagi masyarakat banyak.

Membangkitkan semangat juang para pemuda di masa itu. Menggerakkan masyarakat untuk mengusir penjajah.

"Beliau adalah seorang orator terkenal. Buya Hamka saja mengaguminya," kata dia.

Kekaguman Buya Hamka ini, terbukti ketika Buya Hamka berpidato. Di mana-mana, saat berpidato, Buya Hamka selalu menyebut nama tokoh muda yang dibanggakannya.

Salah satunya adalah Mahmoed Marzuki ini. Kemudian, Buya Hamka juga pernah menyebut nama Kasman Singodimedjo (Pahlawan asal Purworejo).

"Kedua nama ini, adalah tokoh muda saat itu yang dibanggakan oleh Buya Hamka. Bangga dengan semangat juang, dan ilmu keagamaan yang dimilikinya. Dua nama ini selalu disebut saat berpidato di Sumatera ini," sebut budayawan asal Kampar ini.

Kalau Mahmoed Marzuki berpidato, kata Latif, api semangat juang semua orang yang mendengarkannya jadi membara.

Di Riau, Kampar khususnya, Mahmoed Marzuki membentuk semacam pergerakan pejuang. Anggotanya ada juga yang tergabung dalam Harimau Kampar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News