Makan Bersama Perempuan Bersuami, Berdampak Ngeri

Makan Bersama Perempuan Bersuami, Berdampak Ngeri
Penemuan jenazah di sungai. Foto: JPG/Pojokpitu

Korban yang tak berdaya, lalu digiring menuju arah lanting (rumah terapung di sungai) dekat PPM. Jaidi kemudian dinaikkan ke kelotok menuju Mentaya Seberang. Di Mentaya Seberang, para pelaku belum puas menghajar korban. Jaidi dikeroyok lagi.

”Saat korban benar-benar sudah tak berdaya, sekelompok orang itu kembali menaikkan Jaidi ke kelotok. Di kelotok itulah, korban kemudian ditelanjangi lalu dibuang ke Sungai Mentaya,” ungkap Abdul.

Penganiayaan keji itu diduga karena perkenalan Jaidi dengan wanita yang makan dengannya. Abdul menuturkan, korban berkenalan melalui media sosial, Facebook. Perkenalan itu sudah berlangsung lama.

Setelah cukup intens berkomunikasi, korban lalu mengajak wanita itu makan bersama. Celakanya, belakangan diketahui wanita itu ternyata sudah bersuami.

”Mungkin segerombolan orang yang menganiaya korban itu ada sangkut pautnya dengan wanita yang diajak korban untuk makan bersama. Wanita itu mengakui kalau dirinya masih single dan belum punya pacar. Eh, ternyata, saat insiden pengeroyokan itu berlangsung, baru terungkap kalau wanita itu selama ini sudah bersuami,” ujarnya.

Hingga pada Selasa (2/10) lalu, kata Abdul, salah satu pelaku penganiayaan menyerahkan diri ke Polsek Ketapang.

”Dia ayah tirinya wanita yang ikut makan bersama dengan korban waktu malam itu. Pelaku memang mengincar korban sejak lama, lantaran korban berani mendekati istri orang,” tutur Abdul.

Sementara itu, Kapolsek Ketapang AKP I Kadek Dwi Yoga mengatakan, kasus tersebut telah ditangani Polres Kotim. Namun, Kadek membantah terkait informasi yang menyebutkan ada seorang pelaku yang menyerahkan diri.

Diduga karena makan bersama dengan perempuan yang sudah bersuami, Unyir dihajar hingga tewas dan dibuang ke sungai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News