Makin Banyak Perempuan Indonesia Jadi Korban KDRT di Australia
"Dia menusuk saya dua kali di paha dan punggung. Bekas lukanya masih ada."
"Saya hamil tujuh bulan ketika dia menendang perut saya. Saya hamil lagi ketika dia mendorong jatuh dari sepeda motor."
Mina mengatakan kepindahan ke Australia sebenarnya menyelamatkan jiwanya.
"Kalau tidak pindah ke Australia, mungkin kekerasan itu terus berlanjut," katanya.
"Berulang kali saya memikirkan untuk melapor ke polisi, namun jelas sekali di Iran tidak ada bantuan yang bisa diharapkan dari pihak berwenang dan polisi untuk perempuan."
"Bila kita ke polisi,biasanya kebanyakan pria dan agar mereka mau membantu, kita harus menyuap mereka, atau mengetahui orang penting di atas agar laporan kita didengar."
"Bila saya memberitahu staf rumah sakit bahwa saya dipukuli dan ada keterlibatan polisi, dan suami saya tahu saya yang mengadu, dia bisa membunuh saya."
Pengetahuan terbatas mengenai hak dan hukum
Dalam pembicaraan ABC dengan para perempuan ini adalah bahwa latar belakang budaya, masa kecil dan budaya di negeri asal mempengaruhi cara mereka menghadapi kekerasan yang dialami.
Ditendang, dipukul, bahkan ditusuk dengan pisau merupakan sebagian dari tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami sejumlah perempuan di Australia, yang dilakukan suami mereka
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Dunia Hari Ini: Penumpang Singapore Airlines Pulang ke Rumah Setelah Turbulensi Maut
- Dunia Hari Ini: Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Memajukan Peran Perempuan Indonesia
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia