Makin Banyak Perempuan Indonesia Jadi Korban KDRT di Australia

"Dia menusuk saya dua kali di paha dan punggung. Bekas lukanya masih ada."
"Saya hamil tujuh bulan ketika dia menendang perut saya. Saya hamil lagi ketika dia mendorong jatuh dari sepeda motor."
Mina mengatakan kepindahan ke Australia sebenarnya menyelamatkan jiwanya.
"Kalau tidak pindah ke Australia, mungkin kekerasan itu terus berlanjut," katanya.
"Berulang kali saya memikirkan untuk melapor ke polisi, namun jelas sekali di Iran tidak ada bantuan yang bisa diharapkan dari pihak berwenang dan polisi untuk perempuan."
"Bila kita ke polisi,biasanya kebanyakan pria dan agar mereka mau membantu, kita harus menyuap mereka, atau mengetahui orang penting di atas agar laporan kita didengar."
"Bila saya memberitahu staf rumah sakit bahwa saya dipukuli dan ada keterlibatan polisi, dan suami saya tahu saya yang mengadu, dia bisa membunuh saya."
Pengetahuan terbatas mengenai hak dan hukum
Dalam pembicaraan ABC dengan para perempuan ini adalah bahwa latar belakang budaya, masa kecil dan budaya di negeri asal mempengaruhi cara mereka menghadapi kekerasan yang dialami.
Ditendang, dipukul, bahkan ditusuk dengan pisau merupakan sebagian dari tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami sejumlah perempuan di Australia, yang dilakukan suami mereka
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Nutriflakes Ajak Perempuan Aktif Bergerak dan Bebas GERD
- Paula Verhoeven Buat Aduan Dugaan KDRT, Pihak Baim Wong Merespons Begini