Makin Banyak Perempuan Indonesia Jadi Korban KDRT di Australia

Kadang menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain, apalagi dengan pihak berwenang sesuatu yang tidak pernah dibayangkan akan dilakukan.

Namun sekarang dengan berjalannya waktu semakin banyak perempuan dari kalangan migran yang berani melapor mengenai tindak KDRT yang mereka alami.
Di Pusat Kesehatan Multibudaya Ishar di Perth, petugas di sana lebih banyak mengkonsentrasikan diri untuk membantu mnereka yang mengalami masalah dari berbagai latar belakang budaya.
Sekarang ini di sana mereka sudah membantu sekitar 300 perempuan berkenaan dengan masalah kekerasan dalam rumah tangga dibandingkan 89 perempuan yang meminta bantuan serupa di tahun 2018.
Rata-rata pusat layanan itu membantu 12 perempuan setiap bulan yang merupakan klien baru.
Direktur eksekutif Ishar Andrea Creado mnengatakan data polisi dan juga data umum belum bisa menggambarkan berapa banyak perempuan yang mengalami KDRT karena banyak yang masih enggan melapor karena berbagai alasan.
"Pembatasan pergerakan karena COVID-19 menyebabkan peningkatan KDRT senanyak lima persen menurut polisi. Di Ishar layanan kami meningkat sebanyak 20 persen," kaanya.
Ditendang, dipukul, bahkan ditusuk dengan pisau merupakan sebagian dari tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami sejumlah perempuan di Australia, yang dilakukan suami mereka
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Nutriflakes Ajak Perempuan Aktif Bergerak dan Bebas GERD
- Paula Verhoeven Buat Aduan Dugaan KDRT, Pihak Baim Wong Merespons Begini