Mandala Minimal Butuh Rp 3,1 Triliun

Jika Ingin Tetap Terbang Di Tahun 2012

Mandala Minimal Butuh Rp 3,1 Triliun
Mandala Minimal Butuh Rp 3,1 Triliun
Direktur Utama Mandala Airlines Diono Nurjadin juga pernah mengatakan, investasi dalam industri penerbangan memang butuh modal besar. Untuk pengadaan satu pesawat A319 atau A320, butuh dana USD 70 juta. Belum lagi sertifikasi pilotnya yang butuh USD 100 ribu per orang. "Mereka kan harus menjalani pelatihan di Prancis untuk mendapatkan sertifikat sebagai pilot Airbus," jelasnya.

Sebelum dimiliki Cardig dan Indigo, Mandala, yang berdiri pada 1969, dimiliki PT Dharma Kencana Sakti, perusahaan perpanjangan tangan Yayasan Dharma Putra Kostrad. Nama Mandala diambil dari operasi militer penyatuan Papua Barat ke Indonesia, Operasi Mandala. Rute penerbangan pertama ke Indonesia bagian timur dan pada 1972 menerbangi rute nasional.

Kinerja Mandala mulai melorot pada awal 2000 sejak mengalami kecelakaan maut yaitu ketika pesawat B737-200 jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandar Udara Polonia, Medan, dan menimpa permukiman penduduk. Dari 117 penumpang, 17 orang selamat dan 49 penduduk setempat tewas. Saat itu persaingan dengan maskapai swasta paska deregulasi meningkat tajam.

Akibat kondisi itu ditambah tekanan agar militer tidak memiliki bisnis, Mandala akhirnya dijual ke perusahaan penerbangan kargo lokal, Cardig International, pada April 2006. Enam bulan kemudian, Indigo Partner asal Amerika Serikat membeli 49 persen saham Mandala di Cardig. Setelah akuisisi, Mandala mengganti seluruh armada dengan pesawat buatan Airbus. (wir)
Berita Selanjutnya:
Kamera Digital Kian Diminati

JAKARTA - Langkah Mandala Airlines untuk kembali mengudara nampaknya akan berat. Dalam kondisi keuangan yang carut marut seperti sekarang, Mandala


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News